OPINI—Memang benar ajal adalah salah satu ketetapan pencipta yang dimana manusia tidak mampu menghindari. Karena itu termasuk area manusia tidak mampu menjangkaunya. Dapat dilihat dengan jelas kematian itu tidak melihat strata, jabatan, jenis kelamin, waktu, bahkan umur.
Namun terlepas dari semua itu tentunya manusia diberikan akal sempurna yang jauh berbeda dari makhluk hidup lainnya agar menggunakan akalnya untuk berfikir. Berfikir untuk melakukan berbagai usaha untuk melakukan berbagai aktivitas yang benar dan maksimal.
Berbeda halnya ketika manusia telah melalui semua itu dan sudah di tetapkan ajalnya, itulah baru disimpulkan bahwa manusia telah menemui takdir untuk kembali kepada Sang Pencipta. Akan tetapi jika belom melalui tetapa akan kelak dimintai pertanggungjawaban.
Kematian ibu di masa kehamilan
Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya perempuan yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan, bunuh diri atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan, dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup.
Penyebab kematian ibu terbanyak di Indonesia terjadi akibat hipertensi/pre eklamsia/eklamsia, perdarahan, dan infeksi. Hipertensi dalam kehamilan menempati urutan pertama penyebab kematian di Indonesia. Hal ini seperti diungkapkan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair), Prof. Dr. Budi Santoso, dr. SpOG(K).
Angka kematian ibu penyumbang yang terbesar adalah hipertensi dalam kehamilan dengan eklamsia, bereklamsia berat,” ujarnya disela acara workshop peningkatan kualitas pelayanan kesehatan maternal pada 6 kabupaten/kota di Jawa Timur dan Kalimantan Timur (kumparan.com Selasa 28/2).
Tindakan pencegahan salah
Di sembilan negara yang menghadapi krisis kemanusiaan yang parah, angka kematian ibu tercatat lebih dari dua kali lipat rata-rata dunia, yaitu 551 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup, dibandingkan dengan 223 kematian secara global.
“Dengan melakukan tindakan segera, meningkatkan investasi dalam perawatan kesehatan primer dan sistem kesehatan yang lebih kuat dan tangguh, kita dapat menyelamatkan nyawa, meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan,” kata pejabat Bank Dunia, Juan Pablo Uribe.
Langkah-langkah tersebut, kata kepala bidang kesehatan global, nutrisi, dan populasi pada Bank Dunia itu, juga bisa memajukan hak dan kesempatan bagi para perempuan dan remaja (kompas.com Ahad, 26/02)
PBB mengingatkan para pemimpin negara untuk bertindak mengakhiri kematian ibu, dengan memberi sistem perawatan kesehatan dan menutup kesenjangan sosial dan ekonomi yang melebar yang berdampak pada kematian.
Solusi yang ditawarkan sebenarnya solusi belom tepat. Karena dalam kungkukngan sistem salah sekarang yaitu kapitalisme, sektor kesehatan dikapitalisasi dan kemiskinan tak mungkin untuk dituntaskan.
Campurtangan dalam hal investasi tentunya bukan penyelesaian, yang ada justru akan menambah perkara baru dalam hal kemiskinan rakyat. Karena sejatinya kesejahteraan dalam sistem salah tidak fokus pada individu per individu rakyat. Tanpa kesejahteraan dan layanan kesehatan murah, kebijakan negara, AKI akan terus terjadi.
Solusi yang solutif penangan AKI dalam Sistem yang benar
Untuk menyelesaikan suatu permasalahan terlebih dahulu fokus pada penyebab sehingga mampu ada tindakan pencegahan sehingga tidak terjadi perulangan kejadian. Persoalan AKI bersumber dari abainya memperhatikan kebutuhan dalam hal kesehatan dan perekonomian rakyat.
Olehnya itu peran Negara sepaket aturan yang benar sangatlah dibutuhkan. Dimana peran negara dalam menekan angka kematian ibu. Jaminan negara terhadap kesehatan individu dan masyarakat merupakan bentuk ketaatan penguasa terhadap syariatNya.
Sudah seharusnya negara berkaca pada masa pemerintahan Sultan Mahmud (511-525 H) kala itu. Para ibu hamil tidak lagi khawatir kekurangan asupan nutrisi dan gizi, karena negara menyiapkan menu diet dan seimbang serta bergizi tinggi disiapkan oleh ahli yang kompeten. Karenanya, kesehatan dalam sistem yang benar yaitu Islam bisa menjadi pionir dalam menekan angka kematian ibu.
Islam menjadikan layanan kesehatan termasuk pada ibu hamil dan bersalin sebagai kewajiban negara. Apalagi hal ini terkait dengan masa depan generasi yang akan membangun peradaban yang mulia. Islam juga menjamin kesejahteraan rakyat dengan berbagai mekanisme sehingga tercapai derajat kesehatan yang tinggi dan layanan kesehatan prima. Dengan demikian AKI bisa diberantas hingga tuntas. Wallahua’lam bi shawab. (*)
Penulis: Sri Ummu Ahza (Aktivis Pemerhati Masyarakat dan Pegiat Literasi)
***
Disclaimer: Setiap opini/artikel/informasi/ maupun berupa teks, gambar, suara, video dan segala bentuk grafis yang disampaikan pembaca ataupun pengguna adalah tanggung jawab setiap individu, dan bukan tanggungjawab Mediasulsel.com.