Advertisement - Scroll ke atas
  • Bapenda Makassar
  • Pemkot Makassar
  • Pemkot Makassar
  • Stunting
  • Universitas Diponegoro
Opini

Antisipasi Lonjakan Permintaan Gas Alam di Era Teknologi

604
×

Antisipasi Lonjakan Permintaan Gas Alam di Era Teknologi

Sebarkan artikel ini
Antisipasi Lonjakan Permintaan Gas Alam di Era Teknologi
Andhika Wahyudiono (Dosen UNTAG Banyuwangi).
  • KPU Sulsel
  • Pemprov Sulsel
  • PDAM Makassar
  • Banner DPRD Makassar
  • Pilkada Sulsel (KPU Sulsel)

OPINI—Lonjakan penggunaan listrik dari pusat data kecerdasan buatan (AI) di Texas menjadi sorotan utama dalam analisis yang disampaikan oleh bankir investasi Tudor Pickering Holt & Co. Proyeksi tersebut menyoroti potensi signifikan dalam peningkatan permintaan gas alam di paruh kedua dekade ini sebagai respons terhadap permintaan energi yang semakin meningkat dari sektor teknologi.

Dalam laporan yang dikutip oleh Channel News Asia pada Rabu, 24 April 2024, dinyatakan bahwa tambahan pasokan sebesar 8,5 miliar kaki kubik gas alam per hari akan menjadi kebutuhan mendesak untuk menyeimbangkan lonjakan permintaan ini.

Advertisement
Scroll untuk melanjutkan

Perusahaan-perusahaan listrik dan teknologi di Amerika Serikat telah mengungkapkan kekhawatiran mereka terhadap kurangnya perkembangan infrastruktur kelistrikan yang sesuai dengan laju pertumbuhan teknologi seperti AI Generatif.

Keadaan ini mendorong beberapa bisnis pusat data untuk mengambil langkah-langkah alternatif, seperti mengabaikan utilitas dan melakukan kesepakatan langsung dengan produsen listrik atau bahkan membangun perusahaan listrik mereka sendiri untuk memenuhi kebutuhan energi mereka.

Analisis terbaru dari Lawrence Berkeley National Laboratory menunjukkan bahwa peningkatan permintaan ini telah memicu antrian permintaan proyek pembangkit listrik dan penyimpanan energi secara nasional, yang melonjak dari 2.000 gigawatt pada tahun 2022 menjadi 2.600 gigawatt pada tahun 2023.

Dalam konteks harga, laporan tersebut menunjukkan bahwa harga gas alam berpotensi meningkat secara signifikan. Prediksi menunjukkan bahwa harga bisa mencapai rata-rata USD4 per Million British Thermal Unit (MMBTU) selama paruh kedua dekade ini. Hal ini merupakan kontras tajam dengan titik terendah harga gas alam pada bulan Februari sebesar USD1,61 per MMBTU, yang merupakan yang terendah dalam tiga setengah tahun.

Para analis industri telah menyampaikan proyeksi yang menarik terkait dengan peran operator pipa, termasuk perusahaan-perusahaan besar seperti Kinder Morgan, Williams, dan Energy Transfer, dalam menghadapi lonjakan permintaan gas alam. Proyeksi ini memberikan gambaran yang jelas tentang potensi keuntungan yang dapat diperoleh oleh perusahaan-perusahaan ini seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan energi.

Menurut analisis yang dilakukan, operator pipa seperti Kinder Morgan, Williams, dan Energy Transfer diperkirakan berada dalam posisi yang menguntungkan untuk memanfaatkan lonjakan permintaan gas alam yang diantisipasi. Dengan memiliki infrastruktur pipa yang luas dan mapan, serta kapasitas yang cukup untuk menangani volume yang lebih besar dari gas alam, perusahaan-perusahaan ini dapat memainkan peran kunci dalam memenuhi kebutuhan energi yang semakin meningkat.

Saat ini, permintaan listrik dari pusat data mencapai sekitar 11 gigawatt (GW). Namun, proyeksi yang disusun dalam skenario dasar menunjukkan bahwa angka ini diperkirakan akan melonjak secara signifikan, mencapai 42 GW pada tahun 2030. Lonjakan permintaan ini didorong oleh pertumbuhan pesat dalam sektor teknologi, terutama dengan perkembangan kecerdasan buatan (AI) dan aplikasi lainnya yang membutuhkan daya komputasi yang besar.

Sebagai konsekuensinya, diperkirakan bahwa tambahan sekitar 2,7 BCFD (miliar kaki kubik per hari) gas alam akan diperlukan pada tahun 2030 untuk memenuhi kebutuhan energi yang semakin meningkat ini. Hal ini menunjukkan bahwa operator pipa memiliki peran yang sangat penting dalam menjamin pasokan energi yang stabil dan andal untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan teknologi yang berkelanjutan.

Namun, meskipun terdapat peluang yang besar bagi operator pipa dalam menghadapi lonjakan permintaan gas alam ini, tantangan juga tidak dapat dihindari. Pertama-tama, diperlukan investasi besar-besaran dalam infrastruktur pipa untuk memastikan bahwa pasokan energi dapat memenuhi permintaan yang meningkat. Ini melibatkan pembangunan dan perluasan jaringan pipa yang mencakup area yang lebih luas, serta pemeliharaan yang berkala untuk memastikan operasi yang lancar dan aman.

Selain itu, perusahaan-perusahaan ini juga harus mempertimbangkan faktor-faktor lingkungan dan regulasi dalam mengembangkan infrastruktur mereka. Semakin ketatnya regulasi terkait lingkungan dan tata kelola energi dapat mempengaruhi cara operasi mereka, serta mengharuskan investasi dalam teknologi yang lebih ramah lingkungan.

Namun demikian, dengan pertumbuhan yang diharapkan dalam permintaan gas alam dan energi secara keseluruhan, peluang bagi operator pipa untuk berkembang juga menjadi semakin besar. Dengan strategi yang tepat dan komitmen terhadap inovasi dan keberlanjutan, perusahaan-perusahaan seperti Kinder Morgan, Williams, dan Energy Transfer dapat menjadi pemain kunci dalam memenuhi kebutuhan energi masa depan, sambil memberikan nilai tambah bagi pemegang saham dan masyarakat secara keseluruhan. (*)

 

Penulis:
Andhika Wahyudiono
Dosen UNTAG Banyuwangi

 

 

***

 

 

Disclaimer: Setiap opini/artikel/informasi/ maupun berupa teks, gambar, suara, video dan segala bentuk grafis yang disampaikan pembaca ataupun pengguna adalah tanggung jawab setiap individu, dan bukan tanggungjawab Mediasulsel.com.

  • DPPKB Kota Makassar
error: Content is protected !!