MEDIASULSEL.COM—Tahun Baru Imlek adalah salah satu perayaan yang paling ditunggu oleh masyarakat keturunan Tionghoa di seluruh dunia. Salah satunya adalah berbagi angpau, yaitu bingkisan dalam amplop merah. Biasanya, angpau berisi sejumlah uang sebagai hadiah menyambut Tahun Baru Imlek atau perayaan lainnya. Jika Anda termasuk yang menerima angpau, apakah sudah punya rencana akan dimanfaatkan untuk apa angpau tersebut?.
‘Banjir’ angpau memang menyenangkan, tetapi jika tidak bijak mengaturnya maka angpau dapat habis dalam waktu yang cepat. Jadi harus bagaimana?.
Branding and Communication Strategist MiPOWER by Sequis Ivan Christian Winatha, M.M., RFP® menyarankan agar melihat angpau bukan sebagai dana untuk dihambur-hamburkan, tetapi menjadi dana tambahan atau bonus untuk mencukupi kebutuhan saat ini atau dana cadangan masa depan.
Saran Ivan, jika akan digunakan untuk saat ini, telusuri dulu pengeluaran apa yang harus segera dibayar atau kebutuhan apa yang harus segera dipenuhi dengan memanfaatkan uang angpau sehingga pada masa mendatang, sebut saja bulan depan akan ada kesempatan lebih banyak untuk menabung karena sebagian pengeluaran sudah dibayar lunas.
Contoh lainnya, dapat digunakan untuk melunasi kartu kredit, membayar tagihan uang kost, membayar cicilan motor, dan lain sebagainya. Namun, jika tidak ada pengeluaran mendesak yang harus dilunasi maka uang angpau sebaiknya jangan digunakan. Jadikan uang angpau tersebut sebagai dana investasi.
“Jika Anda memilih untuk tidak menggunakannya saat ini, tentu sangat baik karena uang tambahan dapat menambah saldo tabungan atau investasi. Jika memiliki kebutuhan jangka pendek. Misalnya, angpau tersebut dapat digunakan untuk membayar SPP kuliah semester depan atau membayar uang kost maka uang angpau sebaiknya ditabung,” jelasnya.
“Sedangkan jika ingin mendapatkan nilai yang lebih besar dari jumlah angpau yang didapat saat ini maka bisa memilih investasi guna mendapatkan keuntungan pada jangka panjang. Namun, jika Anda masih pemula, jangan berfokus pada keuntungan semata, tetapi pelajari dulu risikonya karena investasi selalu berkaitan dengan keuntungan dan risiko,” sambung Ivan.
Hal lainnya yang Ivan sarankan adalah mempraktekkan prinsip Pareto, yaitu 80:20 Artinya, 80% dari dana yang dimiliki untuk biaya hidup saat ini dan 20% untuk tabungan masa depan. Prinsip ini sangat baik untuk diterapkan karena dapat melatih kita hidup hemat, tidak boros, serta memiliki kesempatan mempersiapkan masa depan.
Cara paling mudah untuk mulai berbenah keuangan agar dapat mempraktekkan prinsip Pareto adalah menilik kembali kebiasaan dalam melakukan pengeluaran. Lalu pertimbangkan apakah pengeluaran itu bisa ditunda, dibatalkan, atau dikurangi. Contohnya, apakah langganan mendengar musik online adalah keinginan atau kebutuhan. Solusinya, bisa berbagi akun langganan dengan teman sehingga bisa menekan pengeluaran Anda.
“Menyempatkan waktu untuk belajar cara menggunakan uang akan membantu kita lepas dari jerat utang, membantu kita tidak terikat pada utang, dan semakin bijak mengelola keuangan. Jika pengeluaran banyak maka gunakan skala prioritas. Dengan demikian, Anda pun jadi tahu mana yang benar merupakan kebutuhan dan mana yang hanya keinginan,“ tambah Ivan.
Selain menabung dan berinvestasi, pendapatan dan dana tambahan juga dapat digunakan untuk membeli asuransi jiwa atau kesehatan agar Anda bisa melindungi kondisi finansial jika terjadi risiko tak terduga, seperti sakit atau membutuhkan rawat inap.
Dengan berasuransi, Anda tidak akan kesulitan menyediakan uang dalam jumlah besar dalam waktu singkat karena biaya perawatan rumah sakit akan ditanggung oleh perusahaan asuransi sesuai perjanjian polis.
Asuransi juga bermanfaat untuk mempersiapkan dana masa depan. Misalnya, untuk dana menikah, melahirkan, atau liburan. Asuransi dapat membantu Anda mempersiapkan dana ini jika Anda memilih produk asuransi yang memberikan nilai tunai. Salah satunya adalah Q Smart Life dari MiPOWER by Sequis. Produk asuransi ini selain memberikan perlindungan jiwa seumur hidup juga mempunyai manfaat nilai tunai dan dijamin. (*)