Advertisement - Scroll ke atas
  • Pemkot Makassar
  • Pemkot Makassar
News Update

Gempa Tektonik 4,6 SR Menggoyang Jawa Timur

403
×

Gempa Tektonik 4,6 SR Menggoyang Jawa Timur

Sebarkan artikel ini
  • Pemprov Sulsel
  • Bapenda Makassar
  • PDAM Makassar
  • DPRD Makassar
  • Siaran Digital

MEDIASULSEL.com – BMKG merilis telah terjadi Gempabumi tektonik berkekuatan 4,6 pada skala richter menggoyangkan bagian Selatan Jawa Timur, Rabu (8/2/2017) pukul 00.21 WIB.

Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Dr Daryono S.Si, M.Si mengatakan berdasarkan hasil pemutakhiran parameter menunjukkan bahwa gempabumi ini berkekuatan M=4,6 dengan episenter terletak pada koordinat 8,56 LS – 113,05 BT, tepatnya di Samudra Hindia pada jarak 51 km arah baratdaya Kota Lumajang dengan kedalaman 144 km.

Advertisement
Scroll untuk melanjutkan

Daryono menjelaskan, dampak gempabumi yang digambarkan oleh peta tingkat guncangan (shake map) menunjukkan bahwa beberapa daerah di wilayah Jawa Timur bagian selatan seperti: Trenggalek, Malang, Lumajang, Jember, Banyuwangi, Nusa Dua, Tabanan, dan Negara mengalami guncangan dalam skala intensitas II SIG-BMKG atau (IIIMMI).

“Di daerah tersebut, gempabumi dilaporkan dirasakan oleh beberapa orang yang belum tidur. Diskripsi dampak gempabumi pada skala intensitas II SIG BMKG menunjukkan bahwa dampak gempabumi belum berpotensi menimbulkan kerusakan bangunan,” terangnya.

Sejauh ini Gempabumi Jawa Timur bagian selatan ini termasuk dalam klasifikasi gempabumi berkedalaman menengah di Zona Benioff akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempang Eurasia.

Gempabumi ini memiliki mekanisme sumber berupa sesar turun (normal fault). “Hingga laporan disusun pada pukul 02.00 WIB hasil monitoring BMKG menunjukkan belum terjadi aktivitas gempabumi susulan,” ungkap Daryono.

Hasil pemodelan tsunami yang dilakukan BMKG menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami. “Untuk itu kepada warga di pesisir selatan Jawa Timur hingga Bali dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,” imbau Daryono. (*)