Advertisement - Scroll ke atas
  • Pimred Mediasulsel.com
  • Pemkot Makassar
  • Pemkot Makassar
  • Universitas Dipa Makassar
  • Universitas Dipa Makassar
  • Universitas Dipa Makassar
  • Universitas Dipa Makassar
  • Universitas Dipa Makassar
  • Universitas Dipa Makassar
  • Universitas Dipa Makassar
  • Universitas Dipa Makassar
  • Universitas Dipa Makassar
Daerah

GP Ansor Maros Tegaskan Siap Merawat Tradisi, Menjaga NU dan NKRI

266
×

GP Ansor Maros Tegaskan Siap Merawat Tradisi, Menjaga NU dan NKRI

Sebarkan artikel ini
  • Pemprov Sulsel
  • PDAM Kota Makassar
  • Banner DPRD Makassar

MAROS – Panitia Pelaksana Diklat Terpadu Dasar (DTD) Angkatan pertama, Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Maros, menggelar rapat evaluasi terakhir di Warkop Butta Toa, Jl. Jenderal Sudirman Maros, Selasa (22/8/2017).

Ketua pantia pelaksana, Muhammad Yahya dalam laporannya menegaskan kesiapan kepanitiaan yang sudah mencapai 90 persen.

Advertisement
Scroll untuk melanjutkan

“Insya Allah kita optimis kegiatan DTD GP Ansor Maros angkatan pertama ini akan berlangsung meriah dan sukses, dengan estimasi atau perkiraan peserta sekitar 100 orang.

Terkait jadwal dan lokasi kegiatan, ditetapkan pada kesepakatan sebelumnya yaitu, Pondok Pesantren Wahdaniatillah di Kecamatan Tanralili, yang akan berlangsung dari tanggal 24 hingga 27 Agustus 2017.

Sementara itu, Sekertaris Ansor Maros, Abrar Rahman yang memimpin jalannya rapat kali ini menyampaikan apresiasi serta terimakasih atas kinerja optimal sahabat-sahabat panitia pelaksana.

“Terus jaga kekompakan dan tingkatkan kerja sama agar kegiatan kita berjalan sukses,” kata Abrar Rahman, Sekertaris Ansor Maros kepada Mediasulsel.com.

Abrar menambahkan, kegiatan DTD ini dalam upaya menyiapkan kader-kader Pemuda Ansor Kabupaten Maros yang diharapkan memiliki karakter keislaman moderat sesuai faham Islam Ahlussunnah Wal Jamaah.

Abrar menjelaskan bahwa NU dan Ansor beserta badan otonom NU lainnya didirikan bertujuan untuk memperjuangkan dan membentengi ajaran Islam Ahlussunnah wal-Jama’ah (Aswaja).

Untuk itu, Ansor beserta Bansernya serta badan otonom NU lainnya harus menjadi garda terdepan untuk mempertahankan dan mengembangkan ajaran Aswaja ini.

“Tugas Ansor dan Banser adalah mempertahankan dan mengembangkan ajaran ini,” tandasnya.

Menurutnya, Aswaja adalah paham yang berpegang teguh kepada Al-Qur’an, hadits, ijma’, dan qiyas.

Dalam fiqih menganut pada mazhab yang empat, Imam Syafi’i, Hanafi, Maliki, dan Hanbali. Juga mengikuti Al-Asy’ari dan Al-Maturidi dalam bidang akidah.

Lihat Juga:  Nama Bupati Maros Dicatut, Pelaku Minta Rp10 juta

Sementara dalam bidang tasawuf mengikuti Junaid Al-Baghdadi dan Imam Ghazali.

Aswaja diikuti mayoritas umat Islam di Indonesia khususnya NU. Karena di dalamnya mempunyai beragam konsep yang jelas dan dilandasi dengan dalil-dalil yang qath’i.

Adapun salah satu konsep yang terkandung dalam ajaran Aswaja yaitu, tawasuth, tasamuh, tawazun, dan amar ma’ruf nahi mungkar.

Yang dimaksud tawasuth (moderat), adalah sebuah sikap keberagamaan yang tidak terjebak terhadap hal-hal yang sifatnya ekstrim.

Tasamuh, lanjut Abrar, adalah sebuah sikap keberagamaan dan kemasyarakatan yang menerima kehidupan sebagai sesuatu yang beragam.

Tawazun adalah sebuah keseimbangan keberagamaan dan kemasyarakatan yang bersedia menghitungkan berbagai sudut pandang, dan kemudian mengambil posisi yang seimbang proporsional.

“Amar ma’ruf nahi mungkar, mengajak kepada kebaikan dan mencegah kepada kemungkaran,” katanya.

Ajaran Ahlussunnah wal-Jama’ah, tambahnya, adalah sebagai benteng akidah amaliah warga NU.

Tantangan besar yang dihadapi warga NU, yaitu mewaspadai beberapa aliran yang akhir-akhir ini mulai berkembang di Indonesia. (aks/shar)

error: Content is protected !!