PINRANG—Hari ketiga pelaksanaan Kegiatan Abdi Bina Desa (ABD), Kerukunan Mahasiswa Pinrang (KMP) Universitas Negeri Makassar (UNM) menggelar pelatihan pembuatan sirup kacombrang di Dusun Bone, Desa Ulusaddang, Kecamatan Lembang, Kabupaten Pinrang, Sulsel, Senin (1/8/2022).
Pelatihan pembuatan sirup tersebut menurut Penanggung Jawab Kegiatan, Ramlah didasari hasil observasi mahasiswa KMP UNM yang menemukan bahwa di lokasi tersebut banyak terdapat tumbuhan kecombrang yang tumbuh liar di pekarangan warga.
Ramlah dan Ramli selaku pemateri menuturkan, bahwa Dengan pelatihan pembuatan sirup kecombrang tersebut diharapkan memberikan manfaat untuk warga Dusun Bone dan dapat menambah wawasan masyarakat mengenai kecombrang yang dapat dikonsumsi sebagai sirup yang sangat mudah untuk diolah
“Melihat antusias ibu-ibu yang hadir saya merasa sangat senang dan bangga dikarenakan respon hangat yang diberikan warga saat pelatihan pembuatan sirup tersebut, dan berharap dengan adanya pelatihan ini bisa menumbuhkan keinginan warga untuk membuat sirup ini sampai menghasilkan produk yang dapat menjadi ciri khas Dusun Bone,” ujar Mala selaku Sekretaris Panitia.
Sementara itu menurut salah satu peserta pelatihan menuturkan, bahwa pelatihan tersebut sangat bermanfaat, karena mengerti dan memahami pemanfaatan tanaman kecombrang yang selama ini dianggap sebagai tanaman liar.
“Pelatihan ini sangat bermanfaat bagi kita, karena ini merupakan sesuatu hal yang baru kami temukan. Dan kami berterimakasih dengan diadakannya pelatihan pembuatan sirup ini sehingga wawasan kami mengenai katodoan (kecombrang) bertambah,” tuturnya.
Menurut Wikipedia, Kecombrang, yang juga dikenal dengan nama katondoan, kantan atau honje adalah sejenis tumbuhan rempah dan merupakan tumbuhan tahunan berbentuk terna yang bunga, buah, serta bijinya dimanfaatkan sebagai bahan sayuran.
Kecombrang berwarna kemerahan seperti jenis tanaman hias pisang-pisangan. Jika batangnya sudah tua, bentuk tanamannya mirip jahe atau lengkuas, dengan tinggi mencapai 5 m.
Batang-batang semu bulat giling, membesar di pangkalnya; tumbuh tegak dan banyak, berdekat-dekatan, membentuk rumpun jarang, keluar dari rimpang yang menjalar di bawah tanah. Rimpangnya tebal, berwarna krem, kemerah-jambuan ketika masih muda.
Daun 15-30 helai tersusun dalam dua baris, berseling, di batang semu; helaian daun jorong lonjong, 20-90 cm × 10–20 cm, dengan pangkal membulat atau bentuk jantung, tepi bergelombang, dan ujung meruncing pendek, gundul namun dengan bintik-bintik halus dan rapat, hijau mengkilap, sering dengan sisi bawah yang keunguan ketika muda. (70n)