MEDIASULSEL.com – Peringatan hari ulang tahun (HUT) ke-44 PDI Perjuangan dilaksanakan di Jakarta Convention Center, Jakarta Pusat, Selasa (10/1/2017). Dalam kesempatan ini, Presiden Joko Widodo memaparkan capaian pemerintahannya bersama Jusuf Kalla.
Presiden menjelaskan, pencapaian dan tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia selama ini, pemerintah dituntut untuk menyiapkan serangkaian kebijakan yang dapat mengatasi segala masalah dan tantangan tersebut. Saat ini, pemerintah sedang menyiapkan kebijakan ekonomi Pancasila dan gotong royong yang memfokuskan pada keadilan dan pemerataan.
“Karena percuma pertumbuhan ekonomi tinggi tetapi tidak merata dan hanya dinikmati oleh segelintir orang, ini adalah sebuah hal yang percuma. Oleh sebab itu, kebijakan yang kita ambil membangun dari pinggiran, pulau terdepan, dan desa menurut saya itulah ekonomi Pancasila yang sekarang ini akan kita mulai agar kesenjangan itu betul-betul bisa kita kurangi,” kata Presiden Jokowi.
Di tengah keterlambatan ekonomi global saat ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih berada pada angka yang dapat dibanggakan. Meski berada dibawah India dan Cina, pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di atas Malaysia, Jepang, Rusia dan Brazil. Sementara di antara negara-negara G20, Indonesia berada di posisi ke-3.
“Kita patut berbahagia bahwa pada tahun 2016, di triwulan dua, ekonomi kita 5,18 persen. Pada triwulan ketiga turun sedikit menjadi 5,02. Kita harapkan pada tahun ini ekonomi akan tumbuh paling tidak minimal 5,1 persen. Saya kira sebuah angka yang patut kita banggakan karena dalam pertumbuhan ekonomi dunia yang sangat berat seperti sekarang ini angka ini adalah sebuah angka yang sangat baik,” lanjut Presiden.
Tantangan kedua yang dihadapi Indonesia adalah tingkat pengangguran yang tinggi. Meski demikian angka pengangguran dalam dua tahun kepemimpinannya dapat diturunkan sekitar 0,31 persen. Sementara itu terkait dengan pemerataan, pemerintah kini juga mulai memprioritaskan pembangunan di luar Pulau Jawa, Tambah Presiden.
Sementara itu dalam pidato politik Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, menekankan soal kemajemukan bangsa. Dirinya yakin bahwa Pancasila sebagai dasar ideologi negara mampu menjadi kekuatan dalam menyatukan segala keberagaman yang ada di Indonesia.
Sila Ketuhanan yang Maha Esa, lanjut Megawati dimaknai dengan saling menghormati antar umat beragama dan berke-Tuhanan tanpa harus meninggal identitas bangsa Indonesia.
“Bung Karno menegaskan sangat jelas, kalau kamu mau jadi Hindu jangan jadi orang India. Kalau kamu mau jadi Islam, jangan jadi orang Arab. Kalau kamu mau menjadi Kristen, jangan jadi orang Yahudi. Tetaplah menjadi orang Indonesia dengan adat budaya nusantara yang kaya ini,” kata Megawati.
Dalam kesempatan tersebut, Megawati juga menyatakan komitmennya untuk mewujudkan stabilitas negara Indonesia dengan berdiri kokoh menjaga jalannya pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Hal tersebut merupakan perwujudan dari tanggung jawab terhadap pengakuan Pancasila sebagai ideologi bangsa.
“PDI Perjuangan selalu ikut dan berdiri kokoh menjaga jalannya pemerintahan Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla sebagai suatu pemerintahan yang terpilih secara konstitusional melalui Pemilu langsung. Jadi, kalau ada yang mau macam-macam panggil saja kita,” lanjutnya. (voaindonesia)