Advertisement - Scroll ke atas
  • Pemkot Makassar
  • Pemkot Makassar
Internasional

Inilah Penulis Indonesia Peraih World Reader’s Award Di Amerika

228
×

Inilah Penulis Indonesia Peraih World Reader’s Award Di Amerika

Sebarkan artikel ini
  • Pemprov Sulsel
  • Bapenda Makassar
  • PDAM Makassar
  • DPRD Makassar
  • Siaran Digital

MEDIASULSEL.com,- Tahun lalu, dua buku Eka, ‘Cantik Itu Luka’ dan ‘Lelaki Harimau’ diterbitkan dengan bahasa Inggris, warga Amerikapun menerima sambutan hangat di kalangan penikmat sastra negeri Adidaya itu.

Tak sedikit kolom ulasan literatur ternama di Amerika, seperti The New York Times book review, membahas bukunya. Beberapa penghargaan literatur internasional memasukkan karyanya sebagai finalis, seperti Man Booker Prize. Eka bahkan memenangkan World Reader’s Award.

Advertisement
Scroll untuk melanjutkan

Kunjungannya ke Amerika kali ini juga untuk menerima penghargaan Emerging Voice 2016 kategori fiksi.

Namun tak jarang, ia dibandingkan dengan penulis Indonesia angkatan sebelumnya, Pramudya Ananta Toer.

“Selama beberapa waktu, orang hanya mengenal Pramudya, jadi ketika ada penulis Indonesia baru, mereka tentu saja membandingkannya dengan seseorang yang mereka kenal. Terlepas dari itu, Pramudya salah satu penulis yang berpengaruh untuk saya, dia salah satu favorit saya,” ujar Eka.

Eka mengakui sastra Indonesia punya banyak hambatan untuk dikenal komunitas internasional.

“Pertama, harus kita akui, bahasa Indonesia bukan bahasa yang populer di dunia, karena itu masih susah untuk memperoleh penerjemah yang baik. Selain itu, dorongan kebijakan pemerintah atau lembaga pendukung lainnya harus sangat aktif,” tambahnya.

Namun Eka optimis sastra Indonesia bisa mendobrak batasan kultural yang sebelumnya ada.

Bart Thanhauser yang pernah tinggal di Indonesia mendapati buku Eka sebagai ekspresi jujur Indonesia.

“Saya suka sekali dengan caranya menggabungkan sejarah, seni dan percintaan. Bukunya tidak beraturan dan itu alasan saya suka membacanya,” kata Bart.

Bagi mereka yang belum pernah mengunjungi Indonesia, mereka bisa mengenal Indonesia lewat tulisan Eka.

Pengakuan internasional ini diikuti keprihatinan Eka terhadap rendahnya tingkat minat baca masyarakat Indonesia. Menurut survei UNESCO tahun 2016, Indonesia menempati posisi ke-60 dari 61 negara yang disurvei tentang minat membaca mereka.

Lihat Juga:  PBB: Blokade Arab Saudi Akan Timbulkan Kelaparan Besar di Yaman

“Lemahnya tradisi membaca kita lebih bersifat struktural, memang keberadaan buku sangat susah untuk diperoleh terutama di luar daerah kota besar. Saya rasa kita harus berpikir dengan cara yang terbalik, kita dekatkan buku kepada mereka, bukan mereka yang harus datang,” jelas Eka.

Saat ini Eka sedang menanti penerbitan bukunya seperti ‘Dendam’, ‘Rindu Harus Dibayar Tuntas’ dalam bahasa Inggris. Eka belum berencana menulis buku lagi setelah novel terbarunya ‘O’ terbit dalam bahasa Indonesia. (voaindonesia)