Advertisement - Scroll ke atas
  • Media Sulsel
  • Universitas Dipa Makassar
Opini

Pudarnya Cinta Kepada Orang Tua Akibat Sistem Kapitalis

738
×

Pudarnya Cinta Kepada Orang Tua Akibat Sistem Kapitalis

Sebarkan artikel ini
Ibu dan anak (ilustrasi)
Ibu dan anak. (Foto: ilustrasi)
  • Pascasarjana Undipa Makassar
  • Pemprov Sulsel
  • PDAM Makassar

OPINI—Seorang ibu mampu mengurusi sepuluh orang anak, namun sepuluh orang anak belum tentu mampu mengurusi  satu orang ibu. Pepatah itu benar adanya, seperti yang dialami oleh ibu Trimah lansia (69 tahun) asal Magelang, Jawa Tengah yang dititipkan di panti jompo oleh ketiga anaknya karena alasan kesibukan.

Bukan hanya perawatan selama hidup bahkan ketiga anaknya menyerahkan proses pemakaman ibunya kepada pihak panti jompo. Sungguh memilukan. Dilansir dari kompas.com Trimah diantarkan oleh anak-anaknya ke panti khusus lansia, Griya Lansia Husnul Khatimah di Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang pada 27 Oktober 2021.

Advertisement
Scroll untuk melanjutkan

Kisah menyedihkan juga dialami oleh lyas Idris, pria lansia berumur 90 tahun dari Kampung Gemboyah, Kecamatan Linge, Aceh Tengah. Sebelum meninggal dunia akibat luka bakar, Pak Tua pensiunan veteran ini telantar di Banda Aceh ketika mencari anaknya.

Dia diamankan oleh aparat Desa Deah Geulumpang pada Jumat (10/4) sore sebelum akhirnya dilaporkan ke pihak Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Dinsos Aceh. (serambinews.com 11/04/2020).

Dilansir dari nasional.okezone.com kisah malang Abah Yana (70) asal Kecamatan Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya, orangtua yang dibiarkan telantar oleh anak-anaknya di sebuah rumah kosong. Abah Yana tinggal sendirian dan sehari-hari hanya bisa tergolek di sebuah alas tidur kecil yang lusuh.

Juga seorang kakek berusia 93 tahun yang diduga berada di Makassar viral di media sosial. Kisahnya lansia tersebut dibagikan di TikTok hingga banyak diunggah ulang di Instagram, salah satunya dibagikan akun @fakta.indo pada (29/9/2021).

Pudarnya cinta kepada orang tua

Kejadian serupa sudah banyak kita saksikan hari ini. Seorang anak dengan mudahnya memperlakukan orang tua dengan tidak baik terlebih lagi di masa tuanya. Meski tidak terliput oleh media ataupun viral di medsos.

Banyak dijumpai seorang anak sibuk bekerja atau karena alasan kebutuhan ekonomi akibat kemiskinan  tidak mengurusi orang tuanya, dan menganggap orang tua hanya sebagai beban. Naudzubillah.

Faktor penyebab dari rentetan peristiwa ini dikarenakan. Pertama, kebutuhan hidup yang semakin banyak. Baik kebutuhan pokok, kebutuhan sekunder, tersier sampai pada gaya hidup yang hedon.

Sementara sulitnya memenuhi kebutuhan di tengah kondisi kemiskinan yang semakin meningkat. Kedua, kehidupan hari ini terjebak dalam rutinitas kesibukan bekerja, pergi pagi pulang malam demi mengumpulkan rupiah.

Kehidupan yang dijalani seperti orang yang dibangunkan karena pekerjaan, ditidurkan oleh rasa lelah dan disemangati oleh cicilan yang menggunung, padahal kematian adalah sesuatu yang sangat dekat. Benar- benar menyedihkan jika tujuan hidup hanya memenuhi keinginan semata.

Ketiga, hilangnya ketaatan dan rasa cinta kepada orang tua. Menyayangi orang tua pada hakikatnya adalah fitrah setiap insan. Sejak kecil, setelah dewasa, bahkan saat sudah memiliki rumah tangga seorang anak membutuhkan dan menyayangi orang tuanya.

Dengan fisik semakin melemah, kerja otak yang semakin menurun, bahkan kembali bersikap seperti anak-anak, hal tersebut justru membuat seorang anak semakin menyayangi orang tuanya.  Fitrah tersebut akan tetap ada selama tidak dirusak oleh nilai-nilai lain sebab itulah anugrah yang Allah berikan kepada setiap insan.

Namun, mencintai karena fitrah masih sangat rentan untuk memudar, sebagaimana berita yang membuat heboh dunia maya. Ternyata ada anak yang tega membiarkan orang tua jauh dari pemeliharaannya. Sementara bentuk cinta dan menyayangi seharusnya selalu ingin dekat, taat dan memberikan yang terbaik kepada orang yang dicintainya.

Tentu saja, hal ini bukanlah masalah sepele, selesai begitu saja dengan hadirnya panti jompo untuk menampung para orang tua yang ditelantarkan oleh anak-anaknya. “Jumlah lansia 20,5 juta jiwa, sedangkan lansia yang terlantar 2,1 juta dan 1,8 juta lansia berpotensi terlantar,” terang Menteri Sosial RI, Khofifah Indar Parawansa, saat meresmikan gedung Ponpes Panti Lansia Rodhiyatan Mardhiyah PC Muslimat NU Kota Batu di Kelurahan Ngaglik, Jumat petang. (nasional.okezone.com/ 05/08/2017)

Sistem yang rusak memerlukan solusi tuntas
Kondisi dan realita keadaan hari ini tak lepas dari penerapan sistem yang rusak. Sehingga melahirkan banyaknya permasalahan cabang yang terus terjadi, seperti kemiskinan, pengangguran, kejahatan, perilaku tidak berakhlak, dan tidak bermoral. Pun juga penyelesaian secara tambal sulam yang tidak menuntaskan masalah.

Berbagai masalah  hari ini sudah seharusnya diselesaikan secara sistemik sebab berakar dari sistem kapitalisme yang terbukti tidak dapat mensejahterakan rakyat. Mulai dari permasalahan kemiskinan sehingga membuat seseorang  menjadi gila kerja akibat tuntutan biaya hidup yang meroket. Sampai menjadikan anak hilang empati dan rasa taat kepada orang tuanya. Jika mencari sebuah solusi tentulah sebuh solusi yang sudah terbukti, mampu mensejahterakan  sebab pengaturannya berasal dari sang pencipta.

Dalam kehidupan islam kebutuhan primer manusia terdiri atas pangan, sandang dan papan. Terpenuhi-tidaknya ketiga kebutuhan tersebut, selanjutnya menjadi penentu miskin-tidaknya seseorang. Sebagai kebutuhan primer, tentu pemenuhannya atas setiap individu, tidak dapat ditawar-tawar lagi. Oleh karena itu, Islam memberikan jaminan atas pemenuhan kebutuhan ini.

Islam sebagai solusi

Cara negara dalam memenuhi  kebutuhan primer bagi setiap orang, tidak dengan membagi-bagikan makanan, pakaian, dan perumahan kepada setiap orang,  tetapi dengan  pengaturan mekanisme-mekanisme yang dapat menyelesaikan masalah kemiskinan.

Yaitu, mewajibkan kepada laki-laki mencari nafkah untuk diri dan keluarga, mewajibkan kerabat dekat untuk membantu saudaranya, mewajibkan negara untuk membantu rakyat miskin, mewajibkan kaum muslimin membantu rakyat miskin, pengaturan kepemilikan dalam Islam, distribusi kekayaan di tengah-tengah masyarakat, penyediaan lapangan kerja dan layanan dasar masyarakat. Bukan hanya penduduk muslim, melainkan juga non-muslim yang sudah tua renta dan tidak bisa bekerja dijamin kehidupannya menggunakan dana dari Baitul mal.

Islam menyelesaikan persoalan kemiskinan bukan hanya sebatas konsep semata, tetapi telah direalisasikan yaitu, ketika kaum muslim hidup di bawah naungan Negara Khilafah yang menerapkan Islam secara kaffah.

Penanaman akidah dan pemahaman Islam kepada setiap individu benar-benar diperhatikan, sehingga setiap individu mengerti hakikat dari kehidupan dan tujuannya.

Menjadikannya manusia yang senantiasa menjalani kehidupan dengan berharap ridho dari Allah swt. Segala aktivitas yang dijalani bertumpu pada syariat Islam. Begitu pun, cinta kepada orang tua bukan semata karena naluri, tetapi bentuk ketaatan kepada Allah SWT.

Dalam Islam diwajibkan untuk taat dan berbuat baik kepada orang tua. Sebagaimana dalam firman Allah swt “Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua.” (TQS. an-Nisa: 36).

Memuliakan dan berbakti kepada orang tua bahkan serupa dengan jihad di jalan Allah swt Sedemikian pentingnya berbakti pada kedua orang tua, Nabi SAW. membatalkan keinginan berjihad seorang pemuda agar kembali pulang dan merawat keduanya sebagai amalan jihad untuknya.

Apakah kedua orang tuamu masih hidup?” Laki-laki itu menjawab: “Iya”. Maka Beliau berkata: “Kepada keduanyalah kamu berjihad (berbakti).” (HR. Bukhari).

Bahkan jihad dibatalkan oleh Nabi demi berbakti pada kedua orang tua. Lantas bagaimana dengan orang yang hanya sibuk bekerja?

Orang tua adalah pintu surga paling tengah. Kalian bisa sia-siakan pintu itu atau kalian bisa menjaganya.” (HR. Tirmidzi).

Menelantarkan orang tua, bukan saja  mendatangkan murka Allah, tetapi negara juga bertanggung jawab dan akan menegur serta memaksa anak-anak mereka untuk merawat orang tua sebaik-baiknya.

Aturan dan sistem Islam menangani warga lansia dan anak-anaknya diwajibkan memuliakan serta merawat orang tuanya. Islam mengingatkan  untuk sabar dan penuh kasih sayang juga cinta ketika merawat orang tua.  Wallahulalam. (*)

Penulis: Musdalifah (Mahasiswi)

***

Disclaimer: Setiap opini/artikel/informasi/ maupun berupa teks, gambar, suara, video dan segala bentuk grafis yang disampaikan pembaca ataupun pengguna adalah tanggung jawab setiap individu, dan bukan tanggungjawab Mediasulsel.com.

error: Content is protected !!