MAKASSAR—Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Provinsi Sulawesi Selatan menggelar Seminar Nasional Kesehatan Reproduksi Perempuan sebagai upaya memperkuat literasi kesehatan masyarakat.
Kegiatan ini berlangsung di Masjid Roudhotul Jannah, Kompleks Dr Tadjuddin Chalid, Jalan Berua Raya, Makassar, serta terhubung ke 140 titik Zoom Meeting dari berbagai wilayah Indonesia.
Seminar ini menjadi langkah awal LDII Sulsel dalam mendorong edukasi kesehatan perempuan secara lebih luas, sekaligus bentuk dukungan terhadap Asta Cita ke-4 Presiden RI Prabowo Subianto di bidang kesehatan.
Dengan jangkauan peserta ribuan orang baik luring maupun daring, LDII Sulsel berharap dapat terus berkontribusi dalam membangun perempuan Indonesia yang sehat, kuat, dan berdaya menuju Indonesia Emas 2045.
Kegiatan dibuka oleh MC Ilmaddin Husain, diikuti pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Ustadz Muhammad Abdullah SPd, doa oleh Sekretaris Wanhat LDII Sulsel Ir Rahmat Wahid, serta sambutan oleh Ketua DPW LDII Sulawesi Selatan, Asdar Mattiro SSos MIKom.
Dalam sambutannya, Asdar menegaskan komitmen LDII terhadap program pemerintah, khususnya di bidang edukasi kesehatan.
“Edukasi kesehatan reproduksi adalah fondasi penting dalam membangun generasi masa depan. Pengetahuan ini harus diperkuat dan tidak lagi dianggap tabu,” ujarnya.
Asdar menekankan bahwa perempuan merupakan pilar utama pembentukan generasi emas 2045. Karena itu, LDII Sulsel berupaya menghadirkan ruang edukasi yang membekali perempuan dengan pengetahuan kesehatan yang benar dan komprehensif.
Sesi utama seminar menghadirkan narasumber Prof Dr dr Maisuri Tadjuddin Chalid SpOG Subsp KFm, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. Dalam materinya, Prof Maisuri menyoroti minimnya pendidikan kesehatan reproduksi di sekolah.
“Materi biologi belum cukup menjelaskan perubahan biologis yang dialami remaja perempuan menjelang pubertas. Dibutuhkan modul khusus kesehatan reproduksi sebelum anak memasuki masa haid pertama,” jelasnya.
Ia juga mengingatkan risiko pernikahan usia dini, baik dari sisi psikologis maupun kesehatan, termasuk potensi komplikasi kehamilan dan kerentanan terhadap virus HPV penyebab kanker serviks.
“Pernikahan harus dilakukan pada usia reproduksi yang sehat sesuai ketentuan perundang-undangan,” tegasnya.
Prof Maisuri mengapresiasi penyelenggaraan seminar oleh LDII Sulsel dan mendorong agar ke depan materi difokuskan pada kelompok usia tertentu (remaja, ibu muda, maupun perempuan menopause) agar pembahasan menjadi lebih mendalam dan relevan.
Sebagai penutup, ia mengingatkan bahwa kualitas kesehatan perempuan hari ini akan menentukan kualitas bangsa pada masa mendatang.
Seminar ini mendapat respons luas dari masyarakat. Selain peserta dari seluruh kabupaten/kota di Sulawesi Selatan melalui DPD, PC, dan PAC LDII, kegiatan ini diikuti peserta daring dari hampir seluruh provinsi, termasuk Bali, Jawa Timur, Riau, Lampung, Sulawesi Utara, Gorontalo, NTB, NTT, serta wilayah Papua.
Untuk mendukung partisipasi peserta, panitia menyediakan e-sertifikat bagi seluruh peserta baik luring maupun daring. (*)
