OPINI—Pengembangan bisnis ramah lingkungan semakin menjadi perhatian utama bagi perusahaan swasta di Jakarta. Mereka menunjukkan keseriusan dalam mereduksi emisi karbon dengan mengembangkan bisnis yang memprioritaskan keberlanjutan lingkungan. Salah satu bidang yang semakin diminati oleh perusahaan adalah pengelolaan air bersih, yang memerlukan pendanaan swasta untuk menutupi kebutuhan infrastruktur air bersih yang semakin meningkat.
Pemerintah Indonesia menghadapi tantangan dalam pembiayaan infrastruktur air bersih. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hanya dapat mengakomodir sebagian kecil dari kebutuhan pendanaan tersebut, mencapai hanya 37 persen. Oleh karena itu, kerjasama dengan pihak swasta menjadi krusial untuk meningkatkan investasi dalam pipa air minum dari 20,6 persen menjadi 30 persen. Dana yang dibutuhkan untuk mencapai target ini mencapai Rp123 triliun.
Dalam menghadapi tantangan ini, beberapa perusahaan seperti Nira dan PT Energi Quarto Indonesia (Quarto) bermitra untuk mengembangkan infrastruktur air bersih. Langkah ini dianggap strategis dalam mempercepat inovasi dan memberikan solusi untuk pengelolaan air di sektor industri. Keduanya juga berkomitmen untuk meningkatkan keberlanjutan dalam operasional bisnis mereka, sesuai dengan prinsip bisnis ramah lingkungan.
Direktur PT Energi Quarto Indonesia, Hamdani Bantasya, menekankan pentingnya kerjasama ini dalam memberikan nilai tambah bagi pelayanan dari kedua belah pihak. Dengan pengalaman lebih dari 20 tahun dalam bidang pengolahan air sektor industri, mereka yakin dapat memberikan dampak positif yang signifikan dalam pengelolaan air industri. Selain itu, skema pembiayaan yang ditawarkan oleh Nira dinilai menarik bagi calon pelanggan, sehingga dapat mendorong penggunaan solusi yang ramah lingkungan.
Pengembangan proyek di bidang pengolahan air menjadi fokus utama perusahaan, dengan Nira menawarkan skema pembiayaan yang fleksibel untuk para pelanggan. Salah satu keunggulan yang ditawarkan adalah solusi pengolahan air tanpa biaya di muka, yang dapat memudahkan perusahaan dalam mengakses infrastruktur air bersih.
Anthony Steven, Business Head Nira Water Solutions, menegaskan komitmen perusahaan dalam menyediakan solusi efisien untuk pengolahan limbah air, yang membantu perusahaan mengelola dan mengurangi dampak lingkungan. Model bisnis yang fleksibel juga ditawarkan kepada pelaku industri, sehingga mereka hanya membayar sesuai dengan volume air yang dihasilkan. Hal ini dianggap sebagai langkah penting dalam mendukung keberlanjutan lingkungan dan efisiensi operasional perusahaan.
Peluang investasi dalam infrastruktur air menjadi fokus bagi pemerintah Indonesia dalam mencapai target akses air minum yang aman, adil, dan terjangkau pada tahun 2030. Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Nani Hendiarti, menegaskan bahwa investasi pada pipa air minum sangat dibutuhkan, dengan perkiraan kebutuhan mencapai Rp123 triliun.
Sekretaris Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Mohammad Zainal Fatah, menyatakan komitmen pemerintah dalam menawarkan proyek-proyek strategis terkait air senilai USD9,6 miliar atau Rp154 triliun pada World Water Forum ke-10. Proyek-proyek tersebut akan dipilih melalui seleksi yang ketat oleh Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), untuk memastikan bahwa dana tersebut digunakan secara efektif dan tepat sasaran.
Kolaborasi antara pemerintah, perusahaan swasta, dan lembaga terkait merupakan langkah penting dalam mencapai target akses air minum yang aman dan terjangkau. Melalui sinergi ini, diharapkan bahwa berbagai sumber daya dan keahlian dapat digabungkan untuk mengatasi tantangan dalam pengembangan infrastruktur air bersih. Dengan demikian, tidak hanya memperluas akses terhadap air minum, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan.
Investasi yang dilakukan dalam pengembangan infrastruktur air bersih diharapkan dapat memberikan dampak yang lebih luas daripada sekadar manfaat ekonomi. Selain meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi, infrastruktur yang baik dalam hal ini juga akan menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan berkelanjutan. Ini berarti masyarakat akan memiliki akses yang lebih baik terhadap air bersih yang tidak hanya aman untuk dikonsumsi tetapi juga tidak merusak lingkungan sekitar.
Perlu diakui bahwa pengembangan infrastruktur air bersih merupakan investasi jangka panjang yang memerlukan komitmen dan dukungan berkelanjutan dari semua pihak terkait. Oleh karena itu, penting untuk terus mendorong dan mendukung upaya bersama dalam memperluas dan meningkatkan kualitas infrastruktur tersebut. Hanya dengan kerjasama yang kokoh antara pemerintah, swasta, dan lembaga terkait, target akses air minum yang aman dan terjangkau dapat tercapai dengan efektif.
Salah satu aspek penting dari investasi ini adalah dampaknya terhadap kualitas hidup masyarakat. Dengan infrastruktur air bersih yang memadai, masyarakat akan mengalami peningkatan dalam hal kesehatan dan kebersihan. Ini akan mengurangi risiko penyakit yang terkait dengan air yang terkontaminasi, serta meningkatkan produktivitas dan kualitas hidup secara keseluruhan.
Selain itu, investasi dalam infrastruktur air bersih juga akan berkontribusi pada pelestarian lingkungan. Dengan sistem yang lebih efisien dan ramah lingkungan, penggunaan sumber daya air akan dikelola dengan lebih baik, mengurangi dampak negatif terhadap ekosistem air dan lingkungan sekitarnya. Ini akan menciptakan lingkungan yang lebih lestari bagi generasi yang akan datang.
Pentingnya investasi ini juga tercermin dalam upaya untuk mencapai target pembangunan berkelanjutan. Infrastruktur air bersih yang memadai adalah salah satu dari banyak aspek pembangunan berkelanjutan yang harus diprioritaskan. Dengan meningkatkan akses terhadap air minum yang aman dan terjangkau, kita dapat bergerak menuju tujuan pembangunan berkelanjutan secara lebih luas.
Namun demikian, untuk mencapai semua ini, tantangan besar masih ada di depan. Salah satunya adalah keterbatasan sumber daya dan dana yang tersedia untuk investasi dalam infrastruktur air bersih. Oleh karena itu, diperlukan kreativitas dalam mencari solusi pembiayaan yang inovatif dan berkelanjutan.
Selain itu, masalah teknis dan regulasi juga perlu ditangani dengan cermat. Perlu adanya kebijakan yang mendukung dan insentif bagi investasi dalam infrastruktur air bersih, serta peningkatan kapasitas teknis dalam pengelolaan dan pemeliharaan infrastruktur tersebut.
Tidak kalah pentingnya adalah peran masyarakat dalam mendukung dan memelihara infrastruktur air bersih yang ada. Kesadaran akan pentingnya penggunaan air yang bijaksana dan upaya untuk mengurangi pemborosan perlu ditingkatkan melalui pendidikan dan sosialisasi.
Dengan demikian, investasi dalam pengembangan infrastruktur air bersih tidak hanya merupakan tanggung jawab pemerintah atau sektor swasta saja, tetapi juga menjadi tanggung jawab bersama seluruh masyarakat. Hanya dengan kerjasama yang kuat dan komitmen yang tinggi dari semua pihak, kita dapat mencapai target akses air minum yang aman, terjangkau, dan berkelanjutan untuk semua orang. (*)
Penulis:
Andhika Wahyudiono
(Dosen UNTAG Banyuwangi)
***
Disclaimer: Setiap opini/artikel/informasi/ maupun berupa teks, gambar, suara, video dan segala bentuk grafis yang disampaikan pembaca ataupun pengguna adalah tanggung jawab setiap individu, dan bukan tanggungjawab Mediasulsel.com.