OPINI—Kementerian Komunikasi dan Informatika menemukan sebanyak 9.052 situs pemerintahan yang disusupi konten perjudian. Hal ini terjadi dalam kurun waktu 1 Januari 2022 sampai 6 September 2023.
Kementerian Kominfo juga telah menemukan 8.823 kontak dan rekening yang diduga terkait situs judi online berdasarkan pencarian sejak 23 Juli 2023 sampai 6 September 2023.
Kementerian Kominfo juga telah meminta kepada pihak bank untuk melakukan pemblokiran atau penyertaan dalam blacklist terhadap 176 nomor rekening atau akun bank yang diduga terlibat kegiatan perjudian online selama bulan Agustus 2023 (Republika.co.id, 10/09/2023).
Pun Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyebutkan telah memblokir ribuan situs judi online yang menyusupi situs-situs pemerintah.
Hal ini sebagaimana yang disampaikan Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kominfo Usman Kansong bahwa Sejak tahun lalu sudah memblokir situs-situs judi online (daring) yang menyusup ke situs pemerintah sebanyak 5.000 situs (Tirto.id, 26/08/2023).
Fakta tersebut jelas menimbulkan pertanyaan tentang kualitas pengawasan negara, juga kinerja petugas yang bertanggung jawab.
Bagaimana tidak, selevel situs pemerintah kok bisa tersusupi konten perjudian? Karena sejatinya situs level pemerintah secara keamanan tentu memiliki perlindungan yang sangat tinggi, guna memfilter berbagai situs atau konten sampah.
Di sisi lain, hal tersebut menunjukkan lemahnya political will untuk serius menanganinya, karena sejatinya ada banyak ahli di Indonesia. Pun hal ini sangat dipengaruhi bagaimana pemegang kebijakan dalam menuntaskan masalah tersebut. Sebab perkara itu, bukan hal baru lagi di negeri ini.
Tak cukup sampai di situ, ternyata Indonesia pun darurat judi online dan berada di peringkat satu. Hal itu sebagaimana dirilis oleh Pendiri Drone Emprit dan PT Media Kernels Indonesia, Ismail Fahmi yang mana lewat akun X pribadinya mengunggah tabel berjudul
“Negara Pemain Judi Slot dan Gacor”. Indonesia pun menjadi negara nomor satu pemain judi slot dan gacor (Okezone.com, 04/09/2023). Miris!
Kalau sudah begitu, seolah sulit menuntaskan masalah judi online, sebab banyak juga situs judi online yang dengan mudah diakses. Dari itu, seyogianya negara lebih ekstra lagi dalam memberantas situs judi online, agar kelak judi online dapat diminimalisasi demi kebaikan di masa yang akan datang bagi rakyat negeri ini.
Lebih dari itu, sistem sekuler meniscayakan adanya situs-situs tersebut. Hal itu, karena peran agama nampak dimarginalkan dalam mengatur masalah kehidupan, sehingga agama hanya dipandang sebatas mengatur ibadah ritual semata. Pun karena adanya asas manfaat, yakni sumber cuan.
Sementara itu, islam menjadikan keamanan situs negara adalah satu hal yang sangat penting, sehingga sungguh-sungguh menjaganya. Karena sungguh hal itu termasuk menjaga kedaulatan negara. Karena jika keamanan situs negara mudah dibobol, maka dipertanyakan pula dengan keamanan lainnya.
Selain itu, islam mewajibkan negara untuk memiliki teknologi terbaik, sumber daya manusia terbaik, juga political will untuk menyelesaikan dengan tuntas berbagai masalah.
Dari semua itu, peran negara begitu sangat penting. Sebab, sekuat apapun rakyat dalam menyampaikan aspirasinya demi kebaikan negara, namun jika negara tak mendukung dan kurang serius dalam menyelesaikan, maka semua itu tak dapat terealisasi.
Dari itu, penting bagi negara menjaga rakyat dari berbagai hal yang dapat merusak akidah maupun pemikiran dari hal-hal yang merusak. Karena sesungguhnya sistem islam senantiasa mengondisikan ketakwaan rakyat agar senantiasa terjaga.
Dengan demikian, dalam sistem saat ini masalah situs judi online nampak sulit diberantas, terlebih jika terdapat nilai manfaat di dalamnya. Karenanya, sudah selayaknya umat ini diatur oleh aturan dari Sang Pencipta, yakni dalam sistem islam.
Sebab sistem islam menerapkan aturan islam dalam seluruh aspek kehidupan, sehingga dapat dipastikan segala hal yang dapat merusak umat akan diminimalisasi bahkan dibabat tuntas. Wallahu a’lam. (*)
Penulis
Fitri Suryani, S.Pd
(Freelance Writer)
***
Disclaimer: Setiap opini/artikel/informasi/ maupun berupa teks, gambar, suara, video dan segala bentuk grafis yang disampaikan pembaca ataupun pengguna adalah tanggung jawab setiap individu, dan bukan tanggungjawab Mediasulsel.com.