OPINI—Baru-baru ini terjadi kasus bunuh diri di lingkungan Lari, Kelurahan Bebanga, Kec. Kalukku, Mamuju, Sulawesi Barat. Seorang ibu muda yang nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri karena persoalan ekonomi, bahkan korban meninggalkan dua anak balitanya anak pertama berumur satu tahun lebih dan satu lainnya masih berumur delapan bulan, ungkap Lurah Bebanga, Arbain saat dikonfirmasi tribun sulbar
Kasus serupa juga terjadi di Tawaro Desa Bonda, Kecamatan Papalang, Mamuju Sulawesi Barat. Korban diduga mengakhiri hidupnya setelah bertengkar dengan kekasihnya, berdasarkan keterangan polisi korban sempat diselamatkan saat tergantung dan sempat dibawa ke Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM) terdekat namun korban akhirnya dinyatakan telah meninggal dunia setelah mendapatkan perawatan medis selama beberapa jam di RSUD Mamuju.
Sebelumnya juga sempat terjadi kasus bunuh diri di Majene tepatnya di Banggae, korban ditemukan tewas diduga gantung diri. Kasat Reskim Polres Majene, AKP Budi Adi mengatakan polisi telah melaksanakan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP), berdasarkan keterangan dari saksi, bahwa korban diduga bunuh diri karena putus cinta. (tribun-sulbar).
Unsulbar news, Majene. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar) hadirkan workshop pencegahan bunuh diri, dalam kesempatannya Irfan selaku pemateri pertama menyoroti tingginya kasus bunuh diri di Sulawesi Barat secara nasional, beliau mengatakan bahwa Sulbar adalah salah satu provinsi dengan 81 persen percobaan bunuh diri, sedangkan tingkat bunuh diri tertinggi adalah Jawa Tengah, hal tersebut beliau paparkan kepada peserta workshop, pemegang program kesehatan jiwa puskemas se Kabupaten Majene.
Irfan menerangkan bahwa bunuh diri berkaitan dengan kesehatan jiwa yang dimiliki seseorang, sehingga perlu adanya langkah penguatan dari personalnya terkait dengan kesehatan jiwa. Sementara pemateri kedua, Boby Nurmagandi lebih menyoroti perihal faktor atau hal yang mempengaruhi kemudian orang tersebut bunuh diri, salah satunya yaitu faktor ekonomi.
Hal lain yang turut mempengaruhi adalah kehilangan dukungan sosial, kejadian negatif dalam hidup, penyakit kronis, perpisahan atau perceraian hingga korban kekerasan.
Tingginya kasus bunuh diri ini disebabkan berbagai hal persoalan hidup yang tidak bisa diselesaikan hingga akhirnya mereka stress dan depresi hingga akhirnya memilih jalan pintas yaitu bunuh diri, lagi pula tidak ada peran pemerintah bahkan Negara atas kasus ini, juga tidak ada solusi yang diberikan.
Bunuh diri tentu bukanlah solusi dari setiap masalah, bukan berarti ketika meninggal ia telah mengakhiri masalahnya. Tentu saja konsepmasa depan selanjutnya yang harus dikejar dan dikumpulkan sebagai bekal untuk hari akhir kelak.
Orang yang bunuh diri biasanya menempatkan dunia diatas segala-galanya, ketika ada masalah yang menurutnya penting justru dia lebih baik bunuh diri, padahal sesudah kesulitan pasti ada kemudahan, dan setelah dunia masih ada kehidupan akhirat yang kekal sepanjang masa, maka dari itu mari kita kembali mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Bunuh diri dalam Islam adalah perbuatan dosa yang dilarang oleh Allah SWT. Bunuh diri dengan mengakhiri hidup di dunia atau perbuatan yang melukai diri sendiri tentunya bertentangan dengan tujuan penciptaan manusia yang sesuai dengan fungsi agama. Seharusnya kita sebagai manusia membangun kehidupan yang baik untuk mencapai tujuan atau visi tertinggi manusia.
Sebagai umat Islam tentu saja kita ingin terhindar dari bunuh diri, jika sebagai muslim yang mengakui dirinya beriman dan masih memiliki keyakinan akan rukun iman, rukun Islam dan fungsi iman kepada Allah SWT tentu ia tidak akan merasa sendiri dan tidak akan melakukan hal seperti itu.
Sebagai muslim kita harus yakin bahwa Allah akan menolong hambanya yang kesulitan sebab Allah Maha Kuasa, dan harus yakin didunia ini tidak ada satupun yang sempurna termasuk dalam kehidupan kita, selalu ada saja masalah-masalah yang menimpa manusia, Sebab hakikat kehidupan dunia selalu silih berganti antara suka, duka dan perasaan yang netral serta dunia ini bukanlah tujuan hidup yang utama.
Islam memberi penanaman dan pemahaman setiap muslim, dan jika seorang merujuk ke syariat islam maka dia akan mendapatkan petunjuk dalam syariat islam tersebut untuk menyelesaikan masalah-masalah apapun dalam kehidupan manusia.
Jika berbicara tentang anak-anak remaja maka harus dituntun lebih serius dan lebih esktra untuk memiliki pandangan bagaimana menyelesaikan masalah, karena mereka belum memiliki pengalaman dalam menyelesaikan persoalan kehidupan maka Orang tua, lingkungan dan sekolah seharusnya menuntun mereka memberi perhatian khusus, demikian pula tidak hanya diserahkan kepada keluarga dan lingkungan masyarakat untuk memberikan jalan keluar yang dihadapi masing-masing orang.
Islam menerapkan sistem yang meminilisir tekanan-tekanan pada anggota masyarakat dan islam itu mewujudkan tatanan-tatanan berbangsa dan bernegara yang minim stres dan minim despresi, kenapa karna dalam islam juga melahirkan kebijakan yang membuat orang tidak sengsara untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, wabah global kasus bunuh diri ini akibat perlakuan sistem sekuler dan kapitalisme yang diproduksi, jika masih tetap menpertahankan sistem tersebut maka akan menghasilkan beragam depresi dan gangguan kejiwaan.
Kasus bunuh diri ini tidaklah mudah untuk ditangani apalagi dengan sistem sekarang yang tidak mendukung dan apalagi banyak diantara kita umat muslim yang jauh dari agamanya sendiri dan enggan untuk mempelajari Islam secara kaffah, hanya dengan diterapkannya kembali syariat Islam maka kasus bunuh diri ini bisa ditangani. Wallahu a’lam bish-shawab. (*)
Penulis
Sri Dewi Kusuma, S. Si
***
Disclaimer: Setiap opini/artikel/informasi/ maupun berupa teks, gambar, suara, video dan segala bentuk grafis yang disampaikan pembaca ataupun pengguna adalah tanggung jawab setiap individu, dan bukan tanggungjawab Mediasulsel.com.