Advertisement - Scroll ke atas
Opini

Fashion Show Waria: Cermin Retaknya Sistem Sosial

490
×

Fashion Show Waria: Cermin Retaknya Sistem Sosial

Sebarkan artikel ini
Ma'rifah Bilantiha (Aktivis Muslimah)
Ma'rifah Bilantiha (Aktivis Muslimah)

OPINI—Makassar baru-baru ini dihebohkan dengan sebuah peristiwa kontroversial yang viral di media sosial: pagelaran fashion show waria yang digelar di tengah jalan. Acara ini berlangsung di Kecamatan Tallo, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, dan sontak memicu reaksi beragam, baik dari warganet maupun pejabat setempat.

Dilansir dari detikSulsel, fashion show tersebut langsung dibubarkan oleh Camat Tallo, Zainal Abidin, setelah video acara itu tersebar luas dan ramai diperbincangkan publik.

Advertisement
Scroll untuk melanjutkan

Dalam video viral tersebut, tampak sejumlah waria dengan percaya diri berlenggak-lenggok di atas ‘catwalk’ dadakan di jalan raya yang disulap bak panggung peragaan busana. (Detik.com, 30 Juni 2025).

Camat Tallo menegaskan bahwa acara tersebut tidak berizin, sehingga pembubaran dilakukan untuk mencegah keresahan di tengah masyarakat. Namun di sisi lain, sebagian pihak justru membela acara ini dengan dalih “hak berekspresi” dan “kebebasan individu”.

Fenomena semacam ini sejatinya bukan sekadar soal tontonan viral, melainkan cermin retaknya sistem nilai dalam masyarakat sekuler saat ini. Dalam sistem sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan, segala bentuk perilaku—bahkan yang menyimpang dari fitrah dan norma agama—sering dibenarkan atas nama kebebasan.

Padahal, dalam Islam, identitas laki-laki dan perempuan telah diatur dengan tegas oleh syariat. Rasulullah SAW bahkan melaknat laki-laki yang menyerupai perempuan dan sebaliknya. Beliau bersabda:

“Rasulullah SAW melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai laki-laki.” (HR. al-Bukhari no. 5885)

Masyarakat Islam seharusnya menjaga kemuliaan fitrah manusia dan memelihara akhlak publik, bukan malah melegitimasi penyimpangan dengan dalih hiburan atau kebebasan budaya. Jika dibiarkan, acara-acara semacam ini bukan hanya menormalisasi perilaku menyimpang, tetapi juga berpotensi merusak generasi muda dan meruntuhkan tatanan sosial secara keseluruhan.

Lebih dari sekadar membubarkan acara, negara semestinya memiliki landasan nilai yang kokoh untuk membina masyarakat agar tetap berjalan sesuai tuntunan agama, bukan memberi ruang bagi penyimpangan dengan dalih toleransi yang kebablasan.

Peristiwa fashion show waria di Makassar harus menjadi peringatan bagi kita semua. Ketika penyimpangan justru dirayakan, itu tanda ada yang keliru dengan sistem yang kita anut. Sudah saatnya kita berbenah—kembali kepada Islam sebagai satu-satunya sistem yang mampu menjaga fitrah manusia dan membangun peradaban yang mulia. (*)

 

Penulis: Ma’rifah Bilantiha (Aktivis Muslimah)

 

 

***

 

 

Disclaimer: Setiap opini/artikel/informasi/ maupun berupa teks, gambar, suara, video dan segala bentuk grafis yang disampaikan pembaca ataupun pengguna adalah tanggung jawab setiap individu, dan bukan tanggungjawab Mediasulsel.com.

error: Content is protected !!