OPINI—Belakangan isu penculikan anak menjadi topik pembahasan yang banyak dibicarakan di kalangan masyarakat, khususnya para orang tua yang memiliki anak usia dini.
Kekhawatiran orang tua semakin meningkat setelah beredar beberapa video aksi penculikan anak yang terekam oleh CCTV, meski diketahui kemudian bahwa video tersebut merupakan video lama tahun 2020 silam.
Hanya saja tiap orang tua tetap harus waspada, sebab Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) menyebut terjadi 28 kasus penculikan anak sepanjang 2022.
Data tersebut berdasarkan laporan yang diungkap Komisi Perlindungan Anak Indonesia. Jumlah tersebut cenderung meningkat jika dibandingkan 2021 sebanyak 15 kasus penculikan anak. (CNN Indonesia, 02/02/2023)
Beberapa kasus yang dapat disebutkan diantaranya kasus penculikan anak dengan korban M, di Gunung Sahari, Jakarta Pusat, Rabu 7 Desember 2022 lalu yang menjadi perhatian publik.
M menghilang sebulan lamanya setelah dibawa kabur oleh pelaku Iwan Sumarno alias Yudi alias Jacky yang berprofesi sebagai pemulung. Diketahui kemudian, motif Iwan membawa M karena memiliki hasrat seksual terhadap anak-anak.
Belum hilang perhatian publik dengan kasus yang menimpa M, kasus penculikan kembali terjadi pada balita berinisial AS di Cilegon Banten, Senin (2/1). Hampir sebulan menghilang, polisi menemukan AS mengemis di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (25/1) dini hari.
Saat ditemukan AS terlihat lusuh dan kumal serta beberapa luka di wajah. Motif pelaku membawa AS untuk dijadikan pengemis di Jakarta.
Kasus penculikan lain yang juga menjadi sorotan adalah penculikan bocah 11 tahun berinisial FS, di Makassar, Minggu (8/1). Pelaku yakni MA alias AD (17) dan MF (18) menculik dan membunuh korban demi menjual organ ginjal korban.
Namun, rencana tersebut tak berjalan mulus, kedua pelaku tak mengetahui letak ginjal. Keduanya kemudian memutuskan membuang jasad korban ke jembatan dekat waduk Nipah-nipah, Kecamatan Moncongloe, Kabupaten Maros. (CNN Indonesia, 02/02/2023)

















