Berharap Solusi Hakiki hanya Pada Islam
Dengan berulangnya kasus penculikan anak yang meresahkan masyarakat, harusnya dapat menyadarkan kita bahwa sejatinya sistem yang lahir dari paradigma pemisahan agama dari kehidupan (sekularisme) dan bertolak ukur pada nilai materi (kapitalisme), tak mampu menjadi solusi hakiki untuk menyelesaikan berbagai persoalan kehidupan hari ini, salah satunya kasus penculikan anak.
Saatnya kita beralih pada sistem yang telah terbukti dan terjamin langsung kesepempurnaannya oleh Allah SWT. yakni sistem Islam. Islam menempatkan keamanan dan penjaminan ekonomi rakyat sebagai sebuah hak dan kebutuhan komunal yang wajib dijamin oleh negara.
Sebab pemimpin dalam suatu negara berperan sebagai ra’in (pengurus) dan junnah (pelindung) bagi setiap rakyatnya.
Rasulullah SAW. bersabda ”Sesungguhnya al-imam (khalifah) itu perisai, dimana (orang-orang) akan berperang di belakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan) nya.” (HR. Al-Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Dawud, dll)
Negara yang menerapkan sistem Islam juga wajib membangun ketakwaan dalam diri setiap individu melalui sistem pendidikan yang berasaskan pada aqidah Islam. Sehingga hal ini mampu menjadi benteng pencegah terjadinya kasus-kasus kriminalitas.
Jika upaya preventif ini masih belum mampu menuntaskan seluruh kasus penculikan anak, maka Islam juga menawarkan solusi kuratif dalam bentuk sanksi tegas bagi setiap pelaku, berupa sanksi ta’zir yang kadar hukumannya ditetapkan oleh Qadhi (hakim) dan jika penculikan berujung pada kasus pembunuhan maka pelaku akan dikenakan Qisas, berupa sanksi yang setara dengan kejahatannya, maka membunuh dikenakan sanksi hukuman mati.
Sehingga dengan ini berbagai kasus penculikan anak dapat dicegah dan diselesaikan dengan tuntas. Wallahu’alam Bisshawab. (*)
Penulis: Nurhikmah (Tim Pena Ideologis Maros)
***
Disclaimer: Setiap opini/artikel/informasi/ maupun berupa teks, gambar, suara, video dan segala bentuk grafis yang disampaikan pembaca ataupun pengguna adalah tanggung jawab setiap individu, dan bukan tanggungjawab Mediasulsel.com.
