Advertisement - Scroll ke atas
Otomotif

Toyota Hardtop: Legenda Besi Tua yang Makin Mahal di Pasaran

1266
×

Toyota Hardtop: Legenda Besi Tua yang Makin Mahal di Pasaran

Sebarkan artikel ini
Toyota Hardtop: Legenda Besi Tua yang Makin Mahal di Pasaran
Jajaran Mobil Hartop yang setiap hari menelusuri medan terjal dan padang pasir untuk mengangkut wisatawan di G. Bromo Jawa Timur (Foto: dok pri)

MAKASSAR—Tak banyak mobil yang bisa menyandang gelar legenda dan tetap gagah meski usianya sudah puluhan tahun. Tapi Toyota Hardtop—atau yang akrab disebut Hartop oleh penggemarnya di Indonesia—berhasil mencatat namanya dalam sejarah otomotif nasional sebagai kendaraan tangguh, ikonik, dan kini bernilai investasi tinggi.

Toyota Land Cruiser FJ40, itulah nama aslinya. Diperkenalkan ke dunia pada era 1960-an, mobil ini masuk ke Indonesia sekitar tahun 1970-an dan langsung mencuri perhatian. Bukan hanya karena tampilannya yang maskulin, tetapi juga karena kemampuannya melibas segala medan, dari jalanan berkerikil di pelosok Papua hingga tanjakan terjal di pegunungan Sumatra.

Advertisement
Scroll untuk melanjutkan

Di banyak wilayah Indonesia, terutama kawasan pertanian dan tambang, Hartop menjadi kendaraan kerja andalan. Bodinya kuat, mesinnya bandel, dan perawatannya relatif mudah. Tak heran, banyak Hartop generasi awal masih setia menemani pemiliknya hingga kini.

“Kalau Hartop sudah jalan, jangan harap bisa ngejar dia pakai mobil biasa. Ini mobil petualang sejati,” ujar Najaruddin, mantan montir spesialis Hartop yang mengaku karena usianya kini tak lagi mampu lagi mengutak-atik mobil apalagi mobil era modern.

Namun seiring waktu, fungsi Hartop bergeser. Dari kendaraan kerja jadi simbol gaya hidup. Komunitas pencinta Hartop tumbuh di berbagai kota, dari Jakarta hingga Makassar. Mereka tak hanya merawat tapi juga memodifikasi Hartop agar tampil makin gagah, meski tak kehilangan ciri khas klasiknya.

Nilai jual Hartop pun melonjak drastis. Di situs jual-beli kendaraan bekas, harga satu unit Hartop yang masih orisinil dan terawat kini bisa tembus Rp300 juta hingga Rp600 juta. Bahkan untuk tipe langka atau hasil restorasi premium, angka itu bisa menembus Rp1 miliar.

Kini, Hartop tak hanya dikenang sebagai mobil kerja keras di pedalaman. Di era pariwisata modern, Hartop justru hidup kembali sebagai primadona wisata alam. Di kawasan Gunung Bromo, Jawa Timur, ratusan unit Hartop masih berjaya mengangkut wisatawan dari Desa Cemoro Lawang menuju lautan pasir dan kawah Bromo.

Warna-warni Hartop yang berjajar di pagi hari menjadi pemandangan ikonik tersendiri. Mobil ini seolah menyatu dengan aura petualangan yang ditawarkan alam Bromo.

“Wisata Bromo nggak lengkap tanpa naik Hartop. Ini kendaraan yang bisa diandalkan di medan pasir dan tanjakan curam,” ujar Rahmat, sopir Hartop yang sudah lebih dari 10 tahun mengantarkan wisatawan menikmati matahari terbit di Penanjakan.

Kehadiran Hartop di Bromo tak hanya menjadi atraksi wisata, tapi juga menghidupi banyak keluarga lokal yang menggantungkan ekonomi mereka pada sektor ini.

“Sekarang ini, Hartop bukan cuma kendaraan, tapi aset. Kalau kondisinya prima, tiap tahun harganya naik,” ujar Anshar, salah seorang pemilik mobil Hartop yang mengoperasikan kendaraannya sebagai mobil angkutan Wisata G. Bromo..

Hartop bukan mobil cepat, bukan pula mobil mewah. Tapi ia punya sesuatu yang sulit dibeli: jiwa. Deru mesinnya yang berat, desainnya yang kotak dan tegas, serta kemudi keras tanpa power steering adalah bagian dari pesonanya. Ada romantisme masa lalu yang melekat kuat pada Hartop—mengingatkan pada zaman ketika mobil bukan soal gengsi, tapi soal ketangguhan.

Di tengah dominasi mobil-mobil modern dengan fitur canggih dan desain futuristik, Hartop hadir sebagai nostalgia hidup. Ia membawa kita kembali ke masa ketika mobil dibuat untuk bertahan, bukan sekadar tampil mewah.

Dengan makin langkanya unit asli dan naiknya permintaan pasar, Hartop diprediksi akan terus mengalami kenaikan nilai jual. Para pelestari Hartop pun berharap ada dukungan regulasi untuk pelestarian mobil klasik, termasuk kemudahan legalitas dan ketersediaan suku cadang.

Namun bagi para pencinta sejati, nilai sejati Hartop bukan sekadar rupiah. Ia adalah bagian dari sejarah, cerita, dan perjalanan hidup.

“Kalau mobil lain bikin bangga karena tampilannya, Hartop bikin bangga karena perjuangannya,” tutup Agung sambil mengelus kap mesin Hartop tua warisan dari orang tuanya. (Ag4ys)

error: Content is protected !!