Advertisement - Scroll ke atas
Inspirasi

2 Tipe Penuntut Ilmu yang Tidak Akan Berhasil

461
×

2 Tipe Penuntut Ilmu yang Tidak Akan Berhasil

Sebarkan artikel ini
Menuntut Ilmu
ILUSTRASI. (Dok. Mediasulsel.com)

INSPIRASI—Menuntut ilmu dalam Islam adalah bagian dari ibadah. Ibadah tidak terbatas pada salat, puasa, haji, dan zakat. Menuntut ilmu bahkan dianggap sebagai ibadah yang utama, karena dengan ilmu kita bisa melaksanakan ibadah-ibadah lainnya dengan benar.

Namun, gagal menuntut ilmu bisa disebabkan oleh beberapa faktor. Mari kita bahas beberapa penyebab yang mungkin:

Advertisement
Scroll untuk melanjutkan

Syaikh Sulaiman Ar ruhailiy mengatakan bahwa ada 2 tipe penuntut ilmu yang tidak akan berhasil, diantaranya adalah ;

Penuntut ilmu yang tergesa-gesa

Penuntut ilmu yang ingin cepat mendapat ilmu dan ingin menjadi seorang alim dalam waktu yang singkat, orang seperti ini tidak akan mendapatkan ilmu. Pasti prosesnya akan terputus. Karena ilmu adalah lautan yang luas, sehingga tidak bisa didapat dengan waktu yang singkat.

Sesungguhnya semakin seseorang bertambah ilmu maka akan semakin mengetahui bahwa dirinya adalah orang yang miskin ilmu. Karena dirinya akan melihat bahwa ilmu yang tidak diketahuinya lebih banyak daripada ilmu yang telah diketahui.

Oleh karena itu, ilmu hanya akan menambah ketawadhuan seorang ulama. Kesimpulannya bahwa sikap tergesa-gesa merupakan sebab terputusnya proses belajar.

Mudah bosan

Sikap mudah bosan merupakan sebab tidak istiqomah. Jadilah seperti pohon kokoh yang tumbuh di tempat subur, jangan menjadi seperti burung yang suka berpindah-pindah ranting, karena kokoh dan istiqomah sangat diperlukan oleh seorang penuntut ilmu.

Sebagian penuntut ilmu, jika sudah belajar suatu ilmu dengan satu syaikh, kemudian mendengar kabar bahwa ada syaikh lain yang membuka pelajaran baru di sebuah masjid, dia meninggalkan pelajaran Bersama syaikh yang pertama dan berpindah kepada syaikh yang lain, dan tidak lama lagi dia pindah kepada syaikh yang lain lagi.

Seperti burung yang berpindah-pindah ranting. Penuntut ilmu yang seperti ini tidak akan mendapatkan ilmu, kecuali dia hanya akan mendapat cuplikan-cuplikan ilmu.

Sebagai penuntut ilmu, Langkah yang seharusnya kita lakukan adalah menyelesaikan pelajaran kita bersama syaikh yang pertama, kemudian jika ada waktu luang dan kita bisa mendatangi syaikh lain, maka itu adalah sesuatu yang berharga, akan tetapi tetap berhati-hatilah dari sifat tergesa-gesa.

Sebagian ulam mengatakan, ilmu adalah sebuah jalan, awalnya ditanganmu dan akhirnya di surga. Maka jangan bosan dan jangan tergesa-gesa.

Bersabarlah hingga mati. Hingga bisa bertemu Allah dengan gelar penuntut ilmu. Dan barang siapa yang menempuh jalan ini dengan Ikhlas dan dengan cara benar, makai a dijanjikan akan menjadi penduduk surga.

وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR Muslim, no. 2699).

Ingatlah bahwa kebodohan lebih menyakitkan daripada capek menuntut ilmu. Semoga kita senantiasa berusaha meningkatkan ilmu dan mengamalkannya. (*)

 

Penulis: Shofiya (Mahasiswi STITMA Yogyakarta)

 

***

 

Disclaimer: Setiap opini/artikel/informasi/ maupun berupa teks, gambar, suara, video dan segala bentuk grafis yang disampaikan pembaca ataupun pengguna adalah tanggung jawab setiap individu, dan bukan tanggungjawab Mediasulsel.com.

error: Content is protected !!