JENEPONTO—Pelaksanaan Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) tingkat Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto, tak dihadiri oleh satupun anggota dewan dari 10 anggota DPRD yang duduk di kursi empuk legislatif Dapil 1 Jeneponto meliputi Kecamatan Binamu-Turatea periode 2024-2029.
Hal ini diungkapkan delegasi Kelurahan Pabiringa, Edy Subarga, yang juga mantan Ketua Umum Himpunan Pelajar Mahasiswa Turatea (HPMT) dan kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), pada Kamis (20/2/2025).
Menurutnya, Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) di Kantor Kecamatan Binamu, sebagai upaya tidak lanjut untuk pengusulan program-program skala prioritas dari masing-masing kelurahan dan desa.
“Dalam kegiatan tersebut hanya dihadiri 4 OPD, yaitu Bappeda, BPBD, PMD, dan Dinas Kesehatan. Dalam pelaksanaan kegiatan, para delegasi kelurahan dan desa sangat alot namun diwarnai kekecewaan yang mendalam disebabkan tak dihadiri seorangpun dari 10 wakil rakyat Dapil 1 Binamu-Turatea,” ungkapnya.
Edy Subarga mengungkapkan, begitupun OPD yang sangat diharapkan hadir, namun tidak nampak, seperti Dinas PU, Dinas Pertanian dan Dinas Sosial.
“Hari ini seharusnya kita tidak berdiskusi lagi tapi seharusnya mencari solusi. Namun, sayang beberapa OPD yang dianggap penting akan tetapi tidak hadir dan anggota dewan juga tidak ada yang hadir, mungkin 5 tahun yang akan datang lagi baru hadir,” kata delegasi Kelurahan Pabiringa, Edy Subarga, dengan penuh kekecewaan.
Ia menambahkan, para delegasi berharap apa yang menjadi usulan prioritas bisa mendapatkan atensi dari pucuk Pimpinan. Edy Subarga hadir selaku delegasi Kelurahan Pabiringa, Kecamatan Binamu, lantaran mempersunting pujaan hatinya seorang gadis berasal dari daerah ini, walaupun sebenarnya ia dilahirkan di Kelurahan Bontotangnga, Kecamatan Tamalatea.
“Kami sebagai perwakilan delegasi dari masing-masing kelurahan dan desa yang ada di Kecamatan Binamu sangat berharap apa yang menjadi usulan prioritas mendapatkan atensi khusus dari pucuk pimpinan,” tegasnya.
Walaupun Musrenbang berjalan sebagai mana mestinya, namun tak bisa ditutupi adanya kekecewaan yang tetap nampak dari raut wajah perwakilan delegasi Kelurahan dan desa dengan ketidakhadiran dari anggota DPRD yang mereka bangga-banggakan saat memilihnya dan berhasil duduk mewakili suara rakyat kecil. Namun, harapan itu tinggal harapan terkubur bersama rasa kecewa. (*)


















