Advertisement - Scroll ke atas
Media Kampus

APTISI Sulawesi Ditantang Walikota Makassar Berdayakan Masyarakat Pesisir

440
×

APTISI Sulawesi Ditantang Walikota Makassar Berdayakan Masyarakat Pesisir

Sebarkan artikel ini
APTISI Sulawesi

MAKASSAR – Pengurus Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Wilayah IX-A Sulawesi, ditantang oleh Pejabat Walikota Makassar, Dr M Iqbal S Suhaeb SE MT, memberdayakan masyarakat yang berada di wilayah pesisir .

Tantangan itu dilontarkan Iqbal Suhaeb saat menerima tatap muka dan silaturrahmi rombongan pengurus APTISI Wilayah IX-A di Rumah Jabatan Walikota Makassar, Minggu malam (30/6/2019).

Advertisement
Scroll untuk melanjutkan

Humas APTISI Wilayah IX Sulawesi, Muhammad Yahya Mustafa menerangkan, rombongan APTISI Wilayah IX Sulawesi ini dipimpin Ketua, Prof Dr H Ma’ruf Hafidz SH MH dan Sekretaris, Dr Mulyadi Hamid MSi.

Turut hadir pengurus lainnya, Prof Dr Andi Muin Fahmal SH MH, Prof Dr Abdul Rahman SH MH, Dr Andi Niniek F Lantara SE MS, Dr Eliza Meiyani MSi, Dr Poppy Andi Lolo SH MH.

Juga hadir Dr H Abd Azis DP SH MH, Dr Askar Taliang MSi, Dr Ir Cherly E Tanamal MP, Dr Muhammad Yahya Mustafa MSi dan ST Hatijah SE MSi.

Pejabat Walikota Makassar ini menjelaskan kalau masyarakat yang berada di pesisir masih sangat perlu bantuan untuk memberdayakan mereka.

Salah satu contoh dijelaskan, kalau beberapa sekolah di gugusan pulau-pulau yang masuk wilayah Makassar, membutuhkan tenaga pengajar.

Kenyataan ini bisa disiasati dengan menempatkan mahasiswa melakukan KKN atau pengabdian kepada masyarakat.

Hal sama juga masih dirasakan pada pelayanan kesehatan yang masih terbatas tenaga, bisa saja kampus yang mengelola ilmu-ilmu kesehatan dan kedokteran dapat membantu memberdayakan dengan menempatkan mahasiswanya KKN atau PPL di pulau itu.

Demikian hanya masyarakat nelayan dan pesisir belum terlalu maksimal dilibatkan pada pengembangan industri pariwisata di pulau-pulau dan wilayah pesisir.

Kenyataan demikian APTISI bisa mencarikan jalan bagaimana agar masyarakat pesisir ini dapat menjadi bagian dari industri parisiwasta.

Iqbal juga menantang APTISI melakukan penelitian terhadap komunitas masyarakat cebol di Pulau Pajukukang.

Mereka ini berjumlah 20 KK, tetapi bukan kategori stunting karena kekurangan asupan gizi, tetapi kenyataan ini telah berlangsung dari generasi ke generasi.

Problema masyarakat pesisir itu dapat disikapi dengan melakukan semacam KKN Tematik secara berkesinambungan.

Langkah pertama melakukan identifikasi masalah-masalah dengan menyusun data base, dilanjutkan dengan tindakan aksi yang dapat dilakukan dari APTISI.

Ketua APTISI Sulawesi, Ma’ruf Hafidz usai pertemuan kepada media menjelaskan, silaturrahmi dengan Pejabat Walikota Makassar memberi tantangan bagi APTISI mengambil peran memberdayakan masyarakat pesisir.

“Pengurus segera melakukan identifikasi sumber daya yang dimiliki serta kegiatan yang bakal dilaksanakan civitas akademika kampus dari PTS, untuk mencarikan solusi terhadap masalah pada masyarakat pesisir,” tegas Ketua Panwaslu Kota Makassar di masanya ini.

Pejabat Walikota Makassar kembali akan melakukan pertemuan dengan pengurus APTISI mengikutkan para pimpinan PTS yang punya sumber daya memberdayakan masyarakat pesisir, ungkap mantan aktifis pers mahasiswa Unhas ini. (ruf/c/shar)

error: Content is protected !!