BARRU—Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin (Unhas) kembali melakukan penyuluhan beternak itik kepada Kelompok Tani Samalewae, Desa Tellumpanua, Kecamatan Tanete Rilau, Kabupaten Barru, pada Minggu (14/8/2022).
Ketua tim PKM Fakultas Peternakan Unhas, Dr Ir Kasmiyati Kasim, SPt, MSi menyampaikan, urgensi kegiatan ini dilakukan sebagai wujud tri dharma perguruan tinggi salah satunya adalah pengabdian kepada masyarakat.
“Kami datang untuk berbagi pengalaman tentang beternak itik, kami sangat berterimakasih kepada ketua dan anggota kelompok yang telah menerima tim kami dari Fakultas Peternakan Unhas, Penyuluhan bagaimana bisnis ternak itik, pelatihan aplikasi mesin tetas, dan aplikasi pakan alternatif yang berpotensi di kembangkan di Kabupaten Barru,”kata Kasmiyati dalam sambutannya.
Dalam kegiatan tersebut, pemateri pertama Dr Ir Muh Ridwan SPt MSi IPU mengemukakan, Bisnis ternak itik petelur harus menghitung sagala pemasukan dan pengeluaran termasuk memberikan ke orang secara gratis harus dilakukan pencatatan.
“Kecuali jika hanya kesenangan tidak ada masalah untung atau ruginya dan bisa memberikan pakan seadanya,” jelasnya.
“Segala pembelian dan penjualan baik bibit, pakan, obat-obatan, penjualan telur dan itik harus di catat agar dapat mengetahui bahwa usaha ternak itik untung atau rugi,” tambahnya.
Materi kedua disampaikan oleh Dr Ir St Rohani MSi menjelaskan, pemeliharaan itik dilakukan oleh kelompok dapat menguntungkan baik secara langsung ataupun tidak.
Pemeliharaan itik yang menguntungkan secara langsung seperti penjualan telur, konsumsi pribadi, bahkan pembuatan kue dengan menggunakan telur itik bisa dipastikan lebih nikmat.
“Sedangkan pemeliharaan itik menguntungkan secara tidak langsung adalah pemanfaatan kotoran sebagai pupuk alami pada tanaman cabai, tomat, kangkong mentimun dan tanaman lainnya bahkan konsumsi telur setiap hari dapaat mengurangi stunting pada anak,” tambahnya.
Materi ketiga dibawakan oleh Ilham Syarif SPt MSi, ia menyampaikan bahwa Pakan dalam budidaya ternak membutuhkan biaya cukup tinggi 70 persen dari total produksi, sehingga perlu mengidentifikasi potensi pakan lokal yang ada disekitar lingkungan, tentunya memperhatikan kandungan pakan yang akan digunakan sebagai pakan itik.
Ilham menambahkan, bahan pakan yang digunakan harus mengandung protein, karbohidrat, energi, vitamin dan mineral demi melengkapi kebutuhan ternak itik untuk mencapai performa pertumbuhan dan produksi yang baik sambil memperhatikan secara ekonomi.
“Bahan yang digunakan seperti jagung, dedak, konsentrat dan dapat ditambahkan dengan maggot atau Black Sholder Fly (BSF),” tambahnya.
Selain dari kegiatan penyuluhan juga dilakukan demonstrasi budidaya maggot, aplikasi mesin tetas dan pencampuran bahan pakan yang di pandu oleh Muh Zulkifli dan A Nurul Izzah Hirdan merupakan mahasiswa fakultaas peternakan unhas.
Diketahui pula dalam penyuluhan dan demonstrasi pencampuran pakan turut hadir Babinsa DesaTellumpanua Serka bakhtiar, Kepala Sub Koordinator Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas ketahanan Pangan Barru Hj Suryani,.
Hadir pula Kepala Sub Koordinator Produksi dan Pembibitan Peternakan Dinas Ketahanan Pangan Barru Syamsuddin SPt, PPL Desa Tellumpanua Sumarni dan Hj Rahmania, Ketua dan anggota Kelompok Samalewae Desa Tellumpanua Kecamatan Tanete Rilau. (*)
