JENEPONTO—Tim I dipimpin Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dispora) M. Yusuf Pakihi didampingi Ketua Bidang Festival dan Perlombaan KORMI Jeneponto Albar Azmi.
Selain itu hadir pula di Tim I Sekretaris Dispora sekaligus Sekretaris Dewan Pembina Kormi bersama seluruh jajaran Dispora dan Kormi.
Tim I disambut meriah ratusan siswa SMK Embo bersama Pimpinan Yayasan, Kepala Sekolah dan Tim Pengajar beberapa unsur lainnya.
Hal yang istimewa dari Show on The Road bersamaan ke enam di SMK Embo Tamalatea dan ketujuh di UPT SMPN Satap 7 Tanammawang Bontoramba kali ini adalah, Kormi Jeneponto menghadirkan pendekar silat budaya dari APPSBI (Asosiasi Perguruan Pencak Silat Budaya Indonesia) Sulawesi Selatan (Sulsel), Tajuddin Daeng Tarru.
Nampak pula, antusiasme peserta sosialisasi dari SMK Embo sebanyak 103 orang sementara di UPT SMPN Satap 7 Tanammawang Bontoramba dihadiri sekitar 50 orang.
Lain halnya, Tim II yang dipimpin Kepala Bidang Pembudayaan Olahraga Suardi, A. Kahar, di UPT SMPN Satap 7 Bontoramba, Rabu (12/4/2023).
Ia didampingi Pendekar Silat Budaya, Tajuddin Dg. Tarru Guru Besar Perguruan Mata Bassi; Manca Tangka Bassi bersama Asisten Pelatih sekaligus Ketua Komisi Olahraga KORMI Jeneponto, Richardi Kholid.
Dalam pemaparannya, Guru Besar Tajuddin Dg. Tarru memperkenalkan beberapa jenis olahraga tradisional engrang, memanah, berkuda memanah, cangke, dan galah asin (gala-galaeng) yang diyakini sangat bermanfaat untuk ketangkasan, kebugaran badan, membangun kekompakan soliditas tim.
Selain itu, dapat pula menjadi senjata dan pelindung keselamatan dari ancaman bahaya.
“Cangke misalnya, itu adalah senjata yang cukup mematikan” ujar Dg. Tarru sembari menunjukkan alat dengan atraksi dan simulasi ringan dihadapan peserta,” paparnya.
Lanjut Suardi A. Kahar, beda lagi dengan galah asin, olahraga permainan rakyat yang satu ini melatih kepiawaian rancang strategi mengecoh lawan dengan gerakan lincah meliuk-liuk. “Tim lalu menayangkan vidio pendek dan foto dokumentasi olahraga tradisional,” katanya.
“Dihadirkannya pendekar APPSBI sebagai Maha Guru Mata Bassi menambah spirit keolahragaan tradisional dengan tujuan dapat memantik kegemaran dan kecintaan peserta terhadap olahraga warisan leluhur, agar lestari di Bumi Butta Turatea,” tutupnya. (*)

















