MAKASSAR – Banjir Bandang yang terjadi di kabupaten Enrekang dan sekitarnya beberapa waktu yang lalu, menyebabkan ratusan rumah terendam.
Banjir bandang yang terjadi di Enrekang disebabkan oleh tingginya intensitas hujan serta diperparah dengan rusaknya lahan hutan sehingga tidak mampu menahan luapan air.
Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sulsel, Ir H Muhammad Tamzil MP IPU mengatakan, dari hasil pemantauan di kabupaten Enrekang telah terjadi kerusakan hutan yang cukup kritis disebabkan beberapa hal.
“Dari Hasil pemantauan di Enrekang, telah terjadi kerusakan hutan yang lumayan kritis sehingga ini menjadi salah satu penyebab banjir. Ditambah tingginya intensitas hujan,” ungkap Tamzil saat ditemui dikantor Gubernur Sulsel, Selasa (7/5/2019).
“Kerusakan Hutan yang terjadi disebabkan oleh beberapa hal diantaranya pengaruh alam serta ulah manusia yang melakukan pembalakan liar,” tegasnya.
“Keterlibatan semua pihak untuk bersama-sama menjaga dan melestarikan hutan sangat diharapkan, khususnya di kabupaten enrekang yang merupakan pertemuan antara sungai Saddang dan Mataallo, sehingga Hutan Sulsel dapat terus terjaga dan terawat dengan baik,” pungkasnya.
Tamzil lebih jauh mengaku, rehabilitasi dan reboisasi hutan terus dilakukan untuk mengembalikan fungsi hutan.
“Reboisasi hutan terus dilakukan dan pada tahun 2019 ini, target yang ingin direboisasi sekitar 19.600 hektar yang tersebar dibeberapa daerah di sulsel termasuk di kabupaten enrekang,” tutupnya. (UDN)
















