Advertisement - Scroll ke atas
Nasional

Masjid Ramah Pemudik, Wujud Kepedulian Sosial Selama Mudik Lebaran 2025

739
×

Masjid Ramah Pemudik, Wujud Kepedulian Sosial Selama Mudik Lebaran 2025

Sebarkan artikel ini
Masjid Ramah Pemudik, Wujud Kepedulian Sosial Selama Mudik Lebaran 2025
Menteri Agama Republik Indonesia, Nasaruddin Umar, mengajak seluruh pengurus masjid di sepanjang jalur mudik untuk berperan aktif dalam menyediakan fasilitas istirahat bagi pemudik selama Lebaran 2025.

JAKARTA—Menteri Agama Republik Indonesia, Nasaruddin Umar, mengajak seluruh pengurus masjid di sepanjang jalur mudik untuk berperan aktif dalam menyediakan fasilitas istirahat bagi pemudik selama Lebaran 2025.

Melalui inisiatif ini, diharapkan perjalanan mudik menjadi lebih aman, nyaman, dan penuh makna, sejalan dengan harapan Presiden Prabowo Subianto.

Advertisement
Scroll untuk melanjutkan

“Masjid bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga pusat kegiatan sosial. Selama periode mudik, mari kita manfaatkan masjid sebagai titik peristirahatan yang nyaman bagi para pemudik. Ini adalah bentuk nyata dari gotong royong dan kepedulian sosial kita,” ujar Nasaruddin Umar dalam pernyataannya, Jumat (28/3).

Untuk mendukung kebutuhan pemudik, Menteri Agama menyoroti pentingnya penyediaan fasilitas di masjid, antara lain:

Toilet Bersih dan Air Wudu. Fasilitas dasar ini sangat penting untuk memenuhi kebutuhan kebersihan dan ibadah pemudik.

Area Istirahat yang Nyaman. Pemudik memerlukan tempat untuk melepas lelah sebelum melanjutkan perjalanan.

Takjil dan Minuman. Masjid dapat menyediakan makanan ringan untuk berbuka bagi pemudik yang masih berada di perjalanan saat waktu berbuka tiba.

Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Abu Rokhmad, menambahkan bahwa tahun ini Kementerian Agama telah menyiapkan 6.291 masjid sebagai posko ramah pemudik.

“Fasilitas yang kami siapkan meliputi toilet bersih, tempat istirahat, hingga makanan dan minuman ringan untuk berbuka,” ungkapnya.

Sebagai langkah konkret, Kementerian Agama mengeluarkan Surat Edaran (SE) Menteri Agama No. 2 Tahun 2025. SE ini mengatur penyelenggaraan ibadah Ramadan dan Hari Raya Idulfitri, termasuk anjuran agar masjid dan musala di jalur mudik buka selama 24 jam untuk melayani pemudik.

Selain fasilitas istirahat, masjid juga diharapkan menyediakan layanan informasi dan menyelenggarakan kegiatan keagamaan yang dapat diikuti oleh pemudik, seperti tadarus Al-Qur’an atau salat berjemaah.

Menag Nasaruddin Umar menggarisbawahi bahwa keberhasilan program ini bergantung pada sinergi antara pemerintah, pengurus masjid, dan masyarakat.

“Semangat gotong royong adalah kunci. Kita harus bersama-sama memastikan fasilitas ini benar-benar bermanfaat bagi pemudik,” tegasnya.

Inisiatif ini juga mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, organisasi masyarakat, dan perusahaan swasta.

Mereka turut berkontribusi dalam menyediakan sarana seperti air minum, makanan ringan, dan perlengkapan lainnya untuk menunjang kenyamanan pemudik.

Program masjid ramah pemudik ini menjadi salah satu upaya memperkuat peran masjid sebagai pusat sosial-keagamaan yang memberikan manfaat langsung bagi masyarakat.

Selain memenuhi kebutuhan pemudik, program ini juga menjadi bukti nyata dari semangat kebersamaan bangsa Indonesia dalam menghadapi tradisi mudik.

Dengan adanya langkah ini, pemudik diharapkan dapat menjalani perjalanan dengan lebih tenang, nyaman, dan aman. Kementerian Agama berkomitmen untuk terus memantau pelaksanaan program ini agar berjalan efektif dan memberikan dampak positif bagi masyarakat.

“Masjid adalah simbol solidaritas umat. Mari kita jadikan inisiatif ini sebagai cerminan kepedulian dan kebersamaan kita sebagai bangsa,” tutup Nasaruddin Umar. (Ag4ys)

error: Content is protected !!