Advertisement - Scroll ke atas
Opini

Pornografi is scary: Saat nafsu lebih murah dari cabai rawit

402
×

Pornografi is scary: Saat nafsu lebih murah dari cabai rawit

Sebarkan artikel ini

OPINI—Dalam kurung waktu satu bulan terjadi 2 kasus pembunuhan yang dilakukan oleh remaja di bawah umur, dan menelan korban yang juga kalangan remaja. Yang menjadi perhatian dari dua fenomena pembunuhan ini adalah latar belakang permasalahan yang hampir sama yaitu pemerkosaan disertai dengan pembunuhan.

Salah satu kasus pembunuhan yang menelan korban salah seorang siswi SMP mendapati salah satu pelaku sekaligus otak dari kejadian pembunuhan adalah anak remaja yang kecanduan pornografi.

Advertisement
Scroll untuk melanjutkan

Di sisi lain kasus yang sama terjadi pada remaja yang berprofesi sebagai penjual gorengan di temukan tewas terkubur dalam keadaan telanjang tanpa busana, dan diduga menjadi korban pemerkosaan.

Fenomena seperti ini sebenarnya telah menjadi isu yang sering kali terdengar dan dilihat oleh masyarakat hari ini. Jika di telisik lebih dalam, permasalahan ini sejatinya berakar dari rusaknya pola pikir remaja yang di akibatkan oleh pornografi, ataupun nontonan yang sejatinya membangkitkan syahwat naluriah para remaja dan mendorong mereka untuk melakukan aktivitas kemaksiatan seperti perzinahan.

Kerusakan pola pikir remaja hari ini telah terpampang nyata bahkan semakin mengakar, menghasilkan pola perilaku masyarakat yang bebas dan jauh dari aturan agama. Fenomena kerusakan akhlak remaja di tunjang dengan berbagai tontonan, lingkungan, hingga gaya hidup hari ini yang berlandaskan pada pengaturan sistem sekuler kapitalisme.

Salah satu dampak dari diterapkannya sistem sekulerisme dimana agama dijauhkan dari kehidupan sosial masyarakat adalah tersebarnya pornografi. Pornografi sendiri adalah dampak dari liberalisme kehidupan yang banyak di anut oleh negara-negara sekuler seperti Amerika dan negara besar lainnya.

Dari sistem sekuler liberalisme ini lahir pergaulan bebas termasuk bebasnya remaja dalam mengakses pornografi di internet. Bahkan pornografi Sangat mudah untuk di akses oleh masyarakat umum, bahkan kalangan anak-anak dibawah umur.

Kebanyakan vidio pornografi yang tersebar berasal dari luar negeri walaupun juga tidak sedikit yang berasal dalam negeri. Di kutip dari situs tirto.id bahwa pendapatan industri pornografi selayaknya industri musik dan film, bahkan bisa lebih dari itu.

Dijelaskan bahwa perkembangan industri ini di topang oleh berbagai pihak agar terus subur ditengah masyarakat. Mudahnya mengakses pornografi hari ini menjadi bukti tidak seriusnya penanganan pornografi oleh negara, tidak adanya keamanan situs dan media yang diberikan oleh penguasa.

Hal ini lagi-lagi kembali pada penerapan sistem sekuler kapitalisme yang melahirkan kehidupan liberal (bebas), dan tidak adanya prioritas pemutusan rantai pornografi yang harusnya bisa di lakukan oleh negara.

Sedangkan di lain sisi, Islam telah menjabarkan hukum dari pornografi itu sendiri secara mutlak. Islam menjelaskan bagaimana manusia memiliki naluri berkasih sayang yang akan seringkali timbul jika mendapat rangsangan dari luar, yang biasanya mendorong manusia tersebut bermaksiat jika tidak di saluran sesuai syariat yaitu salah satunya dengan pernikahan.

Lebih dari itu dalam sistem Islam mencegah terjadinya perilaku menyimpang ataupun maksiat dengan memastikan tidak adanya dorongan dari luar yang bisa mendorong manusia untuk bermaksiat, salah satunya memutus rantai kemaksiatan seperti pornografi.

Negara dengan tegas akan melindungi situs-situsnya dari serangan pornografi. Bahkan dalam sistem Islam menunjukkan kemesraan berlebih antara pasangan suami istri tidak di perbolehkan. Hal ini di lakukan untuk menjaga kehidupan masyarakat sesuai dengan keimanan dan syariat Allah SWT.

“Korupsi itu musuh negara” Begitu kata masyarakat, dari kalangan rakyat biasa hingga penguasa. Tak ayal, kasus korupsi justru makin mengakar dan menjadi kebiasaan di tengah kehidupan bangsa dan negara. Korupsi bukan lagi isu baru yang menjadi buah bibir masyarakat luas.

Belum lama ini nama Tom Lembong terseret masuk dalam jajaran para pelaku pencuri uang rakyat. Ini menjadi kasus yang mengejutkan rakyat ditengah panasnya suasana politik Indonesia menuju pilkada setelah melalui gejolak pemilihan presiden dan wakil presiden beberapa bulan sebelumnya.

Kasus yang menyeret nama Tom Lembong yaitu adanya tuduhan penyelewengan pada aktivitas impor gula. Jika ditelisik lebih dalam, aktivitas impor gula mengalami peningkatan yang signifikan bahkan 1 dekade terakhir ini, yakni dimasa pemerintahan Jokowi dengan Mentri perdagangan Zulkifli Hasan, dan menteri-menteri sebelumnya. Ini menjadi pertanyaan publik, mengapa kasus impor gula terkesan baru di selidiki dan mengapa tidak sejak dulu.

Belum lagi, kasus penggunaan jet pribadi yang ramai di perbincangkan karena menggaet nama putra presiden sekaligus ketua partai, Kaesang Pangarep. Penggunaan jet pribadi ini di indikasikan sebagai suatu aktivitas grativikasi, atau bentuk penyelewengan kuasa. Berbagai kasus korupsi nyatanya masih subur dan makin marak diberbagai kalangan khususnya kursi pemerintahan.

Pada hakikatnya, kasus korupsi yang makin mengakar, dan merajalela nyatanya buah dari penerapan sistem yang rusak, yakni kapitalis sekuler. Adanya perilaku koruptif yang sering terjadi di tengah kehidupan masyarakat, khususnya di kalangan pemerintahan pada akhirnya menjadi budaya hidup kelompok masyarakat tersebut.

Sistem sekulerisme yang menggeser peran agama dalam kehidupan sosial dan negara melahirkan masyarakat yang bebas dan rusak moralnya, pun juga melahirkan para pejabat yang tidak memiliki sifat amanah.

Sekulerisme atau pemisahan agama dari kehidupan membuat kasus korupsi ini seperti lingkaran setan yang akan terus ada dan subur jika tidak di putus. Terlebih lagi sistem ekonomi kapitalisme yang menjadikan hidup masyarakat hanya mengejar materi semata.

Maka dari sistem yang rusak ini, lahiran karakter manusia yang bebas melakukan apapun tanpa melihat halal haram, baik tidaknya suatu tindakan dan berambisi terhadap materi duniawi.

Sistem ini juga membentuk masyarakat yang individualis yakni mementingkan keuntungan dirinya tanpa menghiraukan penderitaan orang lain serta mampu mengendalikan hukum.

Nyatanya, hukum dalam sistem sekuler kapitalis akan selalu menjadi permainan bagi penguasa. Maka lengkaplah menderitaan bagi masyarakat dalam sistem kehidupan yang rusak ini.

Disisi lain, Islam dengan kesempurnaannya memberikan solusi tuntas mengenai budaya korupsi ini. Islam telah menjelaskan bagaimana penjagaan jiwa dan harta bagi manusia. Dalam Islam, seorang pejabat pemerintah dipilih bukan berdasarkan banyak suara, tapi melihat bagaimana ketaqwaannya pada Allah.

Seorang pejabat yang memiliki rasa takut pada Sang Pencipta akan senantiasa merasa diawasi oleh Allah, sehingga ia akan tunduk pada syariat atau aturan yang ada. Tidak ada istilah ketidakadilan, sebab hukum yang ditegakkan adalah hukum syariat dan bukan hukum buatan manusia yang bisa di ubah-ubah sesuai dengan kepentingan penguasa.

Penguasa dalam aparat dalam sistem politik Islam akan tunduk pada hukum, dan senantiasa memastikan berjalannya hukum yang ideal, sesuai dengan syariat Islam atau perintah Allah. Islam memiliki berbagai mekanisme penegakan dan penjagaan hukum sehingga mampu melahirkan masyarakat yang jauh dari korupsi. (*)

 

Penulis: Riska Fadliah Angreni

 

 

***

 

 

Disclaimer: Setiap opini/artikel/informasi/ maupun berupa teks, gambar, suara, video dan segala bentuk grafis yang disampaikan pembaca ataupun pengguna adalah tanggung jawab setiap individu, dan bukan tanggungjawab Mediasulsel.com.

error: Content is protected !!