Padahal sejatinya, remaja adalah harapan umat di masa depan. Jika ingin melihat kondisi umat di masa depan, tengoklah keadaan para pemudanya hari ini.
Syaikh Mustafa al-Ghalayaini, seorang pujangga Mesir, berkata, “Sungguh di tangan-tangan pemudalah urusan umat dan pada kaki-kaki merekalah terdapat kehidupan umat.”
Untuk itu harus ada upaya yang dilakukan orangtua dan umat muslim untuk menyelamatkan para pemuda atau remaja dari ideologi sesat dan rusak sekulerisme-kapitalisme, sekaligus mencetak mereka agar cerdas dan bermental pejuang.
Yaitu, mengokohkan akidah islam sebagai landasan kehidupan dunia dan akhirat. Memahamkan para pemuda tentang tujuan hidup yang tertinggi adalah ketika meraih ridho Allah SWT. Dan mendorong para pemuda memiliki kepedulian terhadap kondisi umat. Serta menjadikan mereka pengemban dakwah yang akan memperjuangkan tegaknya agama Allah SWT.
Bukan pemuda yang egois, yang hanya memikirkan amalan pribadi dan tidak peduli pada nasib umat.
Dan yang paling penting adalah negara tidak boleh berlepas tangan begitu saja mengenai kondisi remaja saat ini. Bukan cuma orangtua dan masyarakat yang punya peranan, tetapi dibutuhkan peran negara yang mampu mengeluarkan kebijakan dengan perubahan arah orientasi pembinaan generasi.
Untuk itu perubahan mendasar dan menyeluruh menuntut pemberlakuan islam.Yang dimana kehadiran Islam bukanlah sekedar agama ritual yang hanya membahas perkara sholat, puasa, dzakat, dan haji. Akan tetapi Islam juga menerapkan sistem pendidikan Islam. Yang akan menghasilkan generasi yang bersyaksiyah Islam, yaitu pola pikir dan pola sikap yang sesuai dengan. Wallahu a’lam. (*)
Penulis: Nurmaningsih (Pejuang Literasi)
***
Disclaimer: Setiap opini/artikel/informasi/ maupun berupa teks, gambar, suara, video dan segala bentuk grafis yang disampaikan pembaca ataupun pengguna adalah tanggung jawab setiap individu, dan bukan tanggungjawab Mediasulsel.com.













