Dengani luas wilayah kurang lebih 46.083,94 km2 berperan sebagai episentrum perekonomian nasional, sebagai pusat produksi dan distribusi barang dan jasa ke wilayah Indonesia Timur lainnya.
Sulawesi Selatan berkontribusi nyata terhadap solusi persoalan mendasar bangsa Indonesia.
Persoalan mendasar tersebut khususnya dalam perwujudan ketahanan, kemandirian dan kedaulatan pangan saat Indonesia masih mengimpor beras, garam, jagung dan daging. Beras petani dari Sulawesi Selatan saat ini menyuplai 50% dari total kebutuhan Bulog secara Nasional pada kwartal (caturwulan) 1 di tahun 2022.
Beras Sulsel telah dikirimkan ke seluruh Indonesia, mulai dari Aceh sampai Papua. Stok beras Sulsel akan terus ditingkatkan melalui program pembagian benih gratis program Mandiri Benih Pemprov Sulsel.
Menuju Provinsi terkemuka tantangan Sulawesi Selatan adalah industrialisasi hasil pertanian, juga mengelola komoditas unggulan seperti kakao, komoditas pangan.
Seperti padi dan jagung serta komoditas kelautan, perikanan dan rumput laut harus berorientasi pada agro industri dan agribisnis melalui Pemberdayaan UMKM.
Dengan peran penting dan jumlah UMKM yang begitu besar maka UMKM harus terus didorong lebih berkembang, tangguh atau naik kelas melalui inovasi dan kreativitas.
Mewujudkan ekonomi berdaulat tidak bisa dilepaskan dari peran penting usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Dengan jumlah yang besar dan berdampak langsung pada masyarakat luas, UMKM memiliki peran yang sangat penting dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi.
Terbukti saat Indonesia dilanda krisis moneter, krisis ekonomi, dan dampak pandemi, terbukti para pelaku UMKM masih mampu bertahan dalam menggerakkan perekonomian rakyat.
Sulawesi Selatan merupakan salah satu Provinsi dengan UMKM sebagai salah satu roda penggeraknya dengan jumlah yang meningkat dari tahun ke tahun. Data Dinas Koperasi dan UMKM Sulsel, total pelaku UMKM pada 2019 sebanyak 944.279 usaha, meningkat menjadi 1.262.952 pada 2020, dan pada akhir Desember 2021 meningkat menjadi 1.565.134 usaha.
