MAKASSAR—Kasus keracunan ratusan mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Gowa Kampus II Bone yang terjadi pada Kamis, 24 Oktober 2024, masih menyisakan tanda tanya. Hingga Senin (28/10/2024), pihak kampus belum memberikan informasi yang jelas dan transparan terkait insiden tersebut. Kampus yang berada di bawah naungan Kementerian Pertanian RI ini terlihat bungkam dan terkesan menutup-nutupi kasus.
Sikap tertutup ini diamati oleh Mediasulsel.com saat kembali mengunjungi kampus Polbangtan Gowa untuk melakukan konfirmasi lebih lanjut. Sebelumnya, pada pertemuan Jumat (25/10), Humas Polbangtan Gowa, Wahyu, mengaku belum dapat memastikan jumlah korban keracunan. Dugaan sementara, keracunan tersebut dipicu oleh makanan yang disediakan pihak ketiga di Kampus II Bone.
Namun, dalam kunjungan kedua pada Senin (28/10), Wahyu kembali menghindar memberikan informasi detail. Ia bahkan secara terang-terangan mengungkapkan kekhawatirannya akan penyebaran informasi yang tidak terkendali.
“Kami takut akan adanya info yang melebar ke mana-mana, maka kami menutup informasi terkait kasus keracunan tersebut,” jelas Wahyu di ruang Layanan Informasi Publik Kampus Polbangtan Gowa.
Wahyu menyarankan Mediasulsel.com untuk menghubungi Humas Kampus II Bone, Suriono (Ono). Namun, saat nomor telepon Ono dihubungi langsung, Humas Kampus II Bone menyatakan tidak mengetahui detail kasus tersebut dan meminta agar media kembali menghubungi Wahyu di Kampus I Polbangtan Gowa.
“Saya tidak tahu, Pak. Silakan datang ke Kampus Polbangtan Gowa dan hubungi Pak Wahyu,” ujar Ono, dalam percakapan telepon yang turut disaksikan Wahyu.
Sikap saling lempar tanggung jawab antara Humas Polbangtan Gowa dan Kampus II Bone memunculkan dugaan adanya upaya menutup-nutupi kasus ini.
Hal ini diperparah dengan tidak adanya keterangan dari pihak kepolisian. Kapolres Bone, AKBP Erwin Syah, saat dimintai konfirmasi, juga enggan memberikan keterangan dan menyarankan untuk menghubungi Humas atau Kasat Reskrim Polres Bone.
Kasus keracunan ini menjadi perhatian publik mengingat jumlah korban yang diduga mencapai ratusan.
Namun, hingga kini, identitas penyedia makanan dan langkah mitigasi dari pihak kampus belum diumumkan. Sikap tertutup ini menimbulkan kekhawatiran bahwa ada permasalahan lebih besar yang sedang disembunyikan. (*)