Advertisement - Scroll ke atas
  • Pemkab Sidrap
  • Pemkab Sidrap
  • Pemkab Maros
  • Universitas Dipa Makassar
  • Media Sulsel
Internasional

Ketegangan Memanas: China Gelar Latihan Militer di Dekat Taiwan

415
×

Ketegangan Memanas: China Gelar Latihan Militer di Dekat Taiwan

Sebarkan artikel ini
Ketegangan Memanas: China Gelar Latihan Militer di Dekat Taiwan
Jet tempur angkatan udara Taiwan lepas landas di Pangkalan Udara Ching Chuan Kang di Taichung, 7 Januari 2025. Taiwan mengirimkan pasukan pada Rabu (26/2/2025) untuk merespons latihan "tembak-menembak" oleh China, kata kementerian pertahanan Taipei. (Foto: I-Hwa Cheng/AFP/VoA)
  • DPRD Kota Makassar
  • Pemprov Sulsel
  • Pascasarjana Undipa Makassar
  • Pemprov Sulsel
  • PDAM Makassar

TAIPEI/BEIJING—Militer China menggelar latihan tembak di lepas pantai barat daya Taiwan Rabu (26/2/2025), sebuah tindakan yang dikecam Taipei sebagai provokatif dan berbahaya. Sementara itu, seorang pemimpin senior China menegaskan kembali komitmen Beijing untuk membawa Taiwan di bawah kendali mereka.

Taiwan, yang secara demokratis memerintah dirinya sendiri namun diklaim sebagai bagian dari wilayah China, telah berulang kali menghadapi tekanan militer dari Beijing, termasuk serangkaian latihan perang besar dalam tiga tahun terakhir.

Advertisement
Scroll untuk melanjutkan

Menurut Kementerian Pertahanan Taiwan, sejak pukul 09.00 waktu setempat, mereka telah mendeteksi 32 pesawat militer China yang melakukan “latihan kesiapan tempur bersama” dengan kapal perang di sekitar Selat Taiwan.

“China secara terang-terangan melanggar norma internasional dengan menetapkan zona latihan di perairan sekitar 40 mil laut (74 km) lepas pantai tanpa pemberitahuan sebelumnya, mengklaim bahwa mereka sedang melakukan ‘latihan menembak’,” demikian pernyataan Kementerian Pertahanan Taiwan.

Latihan tersebut digelar di dekat Kaohsiung dan Pingtung, dua kota penting di barat daya Taiwan yang menjadi lokasi pangkalan angkatan laut dan udara utama. Taipei menyebut latihan ini sebagai ancaman serius terhadap keselamatan penerbangan dan jalur perdagangan internasional, serta “provokasi terang-terangan” terhadap perdamaian dan stabilitas kawasan.

Sebagai respons, militer Taiwan mengerahkan pasukannya untuk memantau dan bersiaga menghadapi potensi eskalasi.

Sementara itu, belum ada konfirmasi dari pihak China terkait latihan ini. Kementerian Pertahanan China juga tidak memberikan tanggapan atas permintaan komentar dari media.

Selain ketegangan di Taiwan, aktivitas militer China yang meningkat di berbagai kawasan, termasuk di lepas pantai Australia, semakin memperkuat anggapan bahwa Beijing merupakan ancaman utama bagi stabilitas di Selat Taiwan dan kawasan Indo-Pasifik, menurut Taiwan.

China sendiri tidak pernah mengesampingkan penggunaan kekuatan untuk merebut Taiwan. Beijing juga terus mengecam Presiden Taiwan, Lai Ching-te, yang mereka anggap sebagai “separatis”, serta Amerika Serikat yang terus memberikan dukungan terhadap Taipei.

Pada hari yang sama, kantor berita resmi China, Xinhua, mengutip pernyataan Wang Huning, pemimpin peringkat keempat Partai Komunis China, yang menyerukan upaya lebih besar untuk mempercepat reunifikasi dengan Taiwan.

“China harus dengan tegas mempertahankan haknya untuk mendominasi dan mengambil inisiatif dalam hubungan lintas selat serta mendorong reunifikasi tanah air dengan teguh,” ujar Wang dalam pertemuan tahunan terkait kebijakan Taiwan.

Pemerintah Taiwan menegaskan kembali penolakannya terhadap klaim kedaulatan Beijing, dengan menyatakan bahwa hanya rakyat Taiwan yang berhak menentukan masa depan mereka sendiri. (Ag4ys/VoA)

error: Content is protected !!