MAKASSAR—Pemimpin Redaksi Mediasulsel.com dengan didampingi, Redaktur, Andry Mardian, Video Content Production, Rifaldi dan salah seorang wartawan, John Frith, menerima langsung kunjungan 8 mahasiswa/i Program Study Business English Communication, Fakultas Bahasa dan Sastra, Universitas Negeri Makassar (UNM) di kantor Redaksi Mediasulsel.com, Sabtu (21/9/2024).
Menurut Koordinator Rombongan Nur Aliah, kegiatan kunjungan media tersebut dalam rangka pelaksanaan Mini Research Project mata kuliah English for Journalism dengan judul: Journalism Ethics in the Digital Era: Challenges and Strategies in Dealing with Hoaxes and Disinformation dan The Changing Role of Journalists in Traditional and Digital Media.
“Dari 8 orang yang turut dalam kunjungan media di sini terbagi menjadi 2 kelompok masing-masing 4 orang dengan judul penelitian yang berbeda, yaitu yang pertama untuk mengetahui tantangan dan strategi Mediasulsel.com dalam menghadapi hoaks dan disinformation serta kelompok kedua mengenai perubahan peran jurnalis di media tradisional dan digital,” terang Nur Alia.
Pada kesempatan tersebut, Nur Fadillah salah satu mahasiswi peserta kunjungan media mewakili teman-teman kelompoknya menanyakan, “bagaimana strategi mediasulsel.com dalam menghindari terjadinya berita hoaks ataupun disinformasi?”
Menanggapi hal tersebut Ambang menjelaskan, bahwa untuk terhindar dari munculnya berita hoaks Mediasulsel.com menerapkan pola pemilihan narasumber yang wajib kapabel dan proses check and balance yang ketat.
Sedangkan strategi untuk terhindar dari kemungkinan adanya disinformation Mediasulsel.com menerapkan pola wartawan harus benar-benar memahami topik yang akan dibahas dalam beritanya serta pemeriksaan berjenjang sebelum berita diunggah mulai dari pemeriksaan oleh redaktur selaku editor dan terakhir pemeriksaan oleh pemimpin redaksi baru bisa diunggah.
“Ketika kita tidak paham dengan topik yang kita bahas, tentu saja kita tidak tahu kalau kita dibohongi. Sedangkan untuk menghindarkan adanya berita hoaks tentu saja kita harus mencari narasumber yang kapabel,” jelas pemimpin redaksi Mediasulsel.com yang akrab disapa Ghembonk itu.
Sementara Anugrah Arafah mewakili kelompok kedua mempertanyakan perbedaan yang dirasakan terkait tantangan maupun peluang antara ketika media tradisional dan media digital saat ini.
Menurut Ghembonk secara peran dan kerja-kerja jurnalistik sebenarnya tidak terdapat perbedaan yang cukup signifikan, namun sejumlah kemudahan dalam mencari informasi pendukung serta data atau kapasitas calon narasumber menjadi lebih mudah, karena banyaknya informasi yang dapat diperoleh melalui jejak digital atau di dunia maya.
“Yang berbeda antara kerja jurnalistik yang tradisional dan digital secara umum tidak ada perbedaan yang signifikan, namun tidak bisa dipungkiri sejumlah kemudahan saat ini banyak dirasakan dalam mendukung pelaksanaan tugas jurnalistik seperti dalam memperoleh data tambahan atau mungkin dalam menentukan calon narasumber yang lebih kompeten,” ujar Ghembonk.
Disisi lain Andry Mardian menambahkan, bahwa ketika berbicara media tradisional dan digital, memiliki perbedaan mendasar khususnya dalam kecepatan penyebaran informasi. Media tradisional butuh waktu lebih lama untuk memproses berita hingga sampai di tangan pembaca, sementara media digital jauh lebih cepat dan responsif dalam menyampaikan bahkan hanya butuh hitungan menit, berita sudah bisa sampai di tangan pembaca.
“Untuk perbedaan yang signifikan hanya di sisi kecepatan dan kemudahan baik wartawan dalam mengirimkan berita hingga tayang dan pembaca untuk mengakses informasi yang disajikan media,” tambah Andry.
Terkait potensi Mediasulsel.com membuat berita viral meski dengan kadang harus menayangkan berita yang sensitif seperti pornografi dan atau sejenisnya, Ghembonk menegaskan, bahwa Mediasulsel.com tidak pernah berusaha mengejar atau membuat berita untuk menjadi viral.
“Berita viral itu hanya ramai sesaat, lalu orang tidak lagi memperhatikannya, sehingga kami memilih dengan konsep positif journalism membuat berita yang wajar tetapi harus akurat, sehingga akan terbentuk komunitas pembaca tersendiri, yang kemudian mereka merasa perlu membaca Mediasulsel.com setiap bangun tidur,” tutur Ghembonk sambil tertawa.
Meski demikian Ghembonk mengaku untuk bertahan dalam kerasnya persaingan saat ini, seluruh crew Mediasulsel.com tetap optimis dalam menjalankan tugasnya. Mereka memahami bahwa peran jurnalisme semakin vital di era digital untuk membangun kepercayaan publik terhadap informasi dan mendorong terciptanya masyarakat yang lebih cerdas dan kritis. (cr/ag4ys)
Citizen Jurnalisme: Nur Aliah & Anugrah Arafah dkk (Mahasiswa FBS UNM)