MEDIASULSEL.COM—Rektor Universitas Negeri Makassar (UNM) Prof Karta Jayadi menjadi narasumbar dalam forum Simponsium Antar Bangsa 2024, di Hotel Amnes, Melaka Malaysia. Selasa (10/9/2024)
Simponsium Antar Bangsa 2024 membincangkan silang budaya antara Indonesia dan Malaysia.
Prof. Karta Jayadi dalam paparannya mengatakn Arsitektur tradisional di Indonesia dan Malaysia mewakili Warisan Budaya yang kaya dengan nilai sejarah dan sosial yang tinggi.
Lebih lanjut ia menegaskan bahwa arsitektur Tradisional dalam Memperkuat Identitas Nasional di Tengah Perubahan Zaman.
“Arsitektur tradisional memainkan peran penting dalam memperkuat identitas nasional di Indonesia dan Malaysia. Arsitektur tradisional merupakan simbol kekayaan budaya yang penuh dengan nilai-nilai sejarah, sosial dan spiritual.” ungkapnya.
Menurut guru besar antropologi seni ini mengatakan, bahwa arsitektur tradisional syarat dengan nilai-nilai budaya, seni, dan kearifan lokal yang memiliki makna spiritual yang tinggi.
“Arsitektur tradisional bukan hanya sekedar struktur fisik, tetapi juga perwujudan nilai-nilai budaya, adat istiadat, dan cara hidup tradisional,” jelasnya.
Namun menurutnya, diera modernisasi dan globalisasi saat ini, arsitektur tradisonal dan budaya lokal menghadapi tantangan yang cukup berat, yang membawa potensi hilangnya nilai, tradisi dan spiritualitas.
Sehingga adanya kesamaan anatara Indonesai dan Malaysia ini Prof. Karta Jayadi mendorong adanya kolaborasi anatara UNM dan perguruan tinggi di Malaysia dalam upaya melestarikan warisan budaya sebagai simbol negara.
“Adanya kesamaan ini, maka penting untuk Kolaborasi antara Indonesia dan Malaysia dalam pertukaran teknik dan inovasi pengawetan, Memprakarsai proyek bersama, seperti pameran dan restorasi bangunan bersejarah yang melibatkan para ahli dari kedua negara, serta kolaborasi ini dapat memperkuat identitas budaya bersama di Asia Tenggara dan mempromosikan arsitektur tradisional di kancah internasional,” harapnya.
Selain itu, menurutnya harus mampu melibatkan generasi muda dan memanfaatkan teknologi modern, arsitektur tradisional dapat terus dilestarikan dan tetap relevan, sekaligus berkontribusi pada penguatan identitas budaya di masa depan.
Pada kesampaian itu, juga menjadi narasumber Pensyarah Fakultas Alam bina dan Ukur Universitas Teknologi Malaysia Prof. Madya Dr. Alice Sabrina Ismail, Mantan Pesuruhjaya Warisan Pulau Minang Rusli Haji Nor. (*/4dv)