Advertisement - Scroll ke atas
Opini

Menelaah Pendidikan Terbaik, Refleksi Hari Pendidikan

638
×

Menelaah Pendidikan Terbaik, Refleksi Hari Pendidikan

Sebarkan artikel ini
Menelaah Pendidikan Terbaik, Refleksi Hari Pendidikan

OPINI—Setiap tahun, negeri ini memperingati hari Pendidikan yang jatuh pada tanggal 2 Mei. Berbagai cara dilakukan untuk memperingatinya. Namun jika kita menelisik pendidikan dan output pendidikan, nampaknya masih jauh panggang dari api.

Dalam dunia pendidikan, banyak terjadi kasus kekerasan dan kriminal di lingkungan sekolah maupun perguruan tinggi, baik berupa pemukulan, bullying, intimidasi, pemerkosaan bahkan sampai pembunuhan. Semua kasus tersebut menimpa guru maupun murid, baik sebagai korban maupun pelaku kejahatan.

Advertisement
Scroll untuk melanjutkan

Berdasarkan hasil assesmen Nasional tahun 2021 dan 2022 atau Rapor pendidikan tahun 2022 dan 2023, sebanyak 24,4% peserta didik mengalami perundungan / bullying. Selain itu, Forum Serikat Guru Indonesia mencatat sepanjang 2023, terjadi kekerasan seksual di Sekolah Dasar sebesar 46,67%. Ini adalah kasus yang tercatat dan terlaporkan, sedangkan kasus yang tidak terlaporkan mungkin masih banyak lagi.

Komisi Perlindungan Anak melaporkan hasil survey yang dilakukan terhadap siswi SMP/SMA di Depok Jawa Barat yaitu bahwa terdapat 93,8% dari 4700 siswi tersebut mengaku pernah berhubungan seksual di luar nikah. Sedangkan sebanyak 97% responden mengaku menonton pornografi.( CNN Indonesia, 28-12-2020). Hal ini mengindikasikan tingginya angka perzinahan / seks bebas di kalangan pelajar.

Apa yang menyebabkan pelajar, mahasiswa, guru dsb berperilaku amoral seperti saat ini? Fakta tersebut sepatutnya membuat orang tua, guru, masyarakat, siswa/ mahasiswa bahkan Negara perlu melakukan evaluasi terhadap system pendidikan yang tengah diterapkan di negeri tercinta ini. Karena fakta diatas hanya sekelumit fakta yang diakibatkan adanya penerapan system pendidikan berbasis sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan.

Sekulerisme, Biang Kerusakan

Sekulerisme adalah paham yang memisahkan kehidupan dunia dari agama. Akibat adanya paham ini masyarakat menganggap bahwa kehidupan dunia tidak boleh diatur oleh agama. Sehingga aktifitas agama tidak boleh masuk ke dalam ranah kehidupan sehari-hari.

Aktifitas agama hanya boleh dilaksanakan di masjid, musholla atau hanya pada saat sholat, puasa, haji dsb. Sedangkan aktifitas sehari-hari baik di bidang pendidikan, ekonomi, jual beli, berpakaian, bertingkah laku, berpolitik, diatur oleh keingingan /hawa nafsu masing- masing individu.

Hal inilah yang menyebabkan banyaknya kerusakan di muka bumi. Karena manusia membuat aturan berdasarkan hawa nafsunya sendiri. Padahal Allah swt telah memberikan seperangkat aturan yang lengkap dan sempurna bagi seluruh manusia dibumi baik muslim maupun non muslim. Karena sejatinya, manusia adalah makhluk yang lemah dan tidak mengetahui yang terbaik untuk dirinya.

Sistem sekuler liberal telah menjadikan manusia jauh dari nilai- nilai agama. Padahal pendidikan seharusnya membuat manusia semakin beradab. Maka jika banyak pelajar yang tidak beradab, tentu hal ini karena system pendidikan yang sekuler.

Pendidikan Hak Dasar Masyarakat

Islam memiliki konsep system pendidikan yang berhasil mencetak generasi yang memiliki pola pikir dan pola sikap yang berlandaskan pada agama Islam. Sistem pendidikan ini telah teruji selama 14 abad lamanya. Dan system pendidikan Islam tidak hanya khusus untuk kaum muslimin tapi telah digunakan oleh selain muslim.

Karena pendidikan merupakan hak dasar seluruh rakyat maka Negara wajib menjamin bahwa seluruh rakyat harus dapat menikmati pendidikan secara merata dan tidak mahal bahkan gratis/ tanpa biaya dari mulai jenjang Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi.

Konsep ini bisa dilakukan jika Negara mengelola SDA yang dimiliki untuk dikelola sebaik mungkin dan hasilnya dikembalikan kepada rakyat berupa pendidikan atau kesehatan yang gratis. Dengan konsep Islam yang seperti ini, maka rakyat dapat menikmati pendidikan tanpa kesulitan beban biaya sekolah/ kuliah seperti yang terjadi saat ini.

Kegemilangan Sistem Pendidikan Islam

Penerapan sistem pendidikan Islam telah banyak melahirkan cendekiawan dan ilmuwan yang ahli di berbagai bidang. Ibnu Sina atau di barat lebih dikenal sebagai Avicenna, adalah Bapak kedokteran dunia. Beliau tidak hanya ahli di bidang kedokteran, namun beliau juga sebagai ulama di masanya.

Al Khawarizmi, atau di barat lebih dikenal sebagai Algebra atau aljabar, adalah ahli matematika. Dengan kecerdasannya beliau merumuskan hitungan matematika menjadi lebih mudah akibat penemuan angka nol yang beliau lakukan. Jabir Ibnu Hayyan atau ibnu Geber, sebagai ahli kimia, Ibnu Rusyd, Alfarabi dan masih banyak lagi.

Pada masa pendidikan Islam diterapkan, tingkat literasi umat Islam lebih tinggi daripada Eropa. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya jumlah buku di perpustakaan umum Cordoba (Andalusia) yang mencapai 400 ribu buku.

Sistem pendidikan Islam mampu melahirkan ilmuwan dan ulama sekaligus karena kurikulum berlandaskan pada akidah Islam. Dan masyarakat dapat menuntut ilmu dengan mudah tanpa bingung memikirkan biaya serta berlaku untuk seluruh warga Negara baik muslim maupun yang bukan muslim. Perpustakaan Darul Hikmah Mesir memiliki dua juta judul buku kala itu.

Keagungan penerapan pendidikan Islam bahkan diakui oleh Tim Wallace-Murphy yang menerbitkan buku yang berjudul “ What Islam Did for Us: Understanding Islam’s Contribution to Western Civilization ( London: Watkins Publishing, 2006). Dalam buku tersebut, dia memaparkan fakta bagaimana transfer ilmu pengetahuan dari dunia Islam ke dunia barat pada abad pertengahan dan barat berutang pada Islam dalam bidang pendidikan dan sains. Utang tersebut tidak ternilai harganya dan tidak bisa terbayarkan sampai kapanpun.

Selain itu, Montgomery Watt, cendekiawan barat, menyatakan, “ Cukup beralasan jika kita menyatakan bahwa peradaban Eropa tidak dibangun oleh proses regenerasi mereka sendiri. Tanpa dukungan perdaban Islam yang menjadi “dynamo”nya, barat bukanlah apa-apa.” Inilah bukti kegemilangan penerapan system pendidikan Islam yang bisa memberikan kesejahteraan bagi seluruh umat manusia. (*)

 

Penulis:
Tatik Maslihatin, S.T, M.Kom
(Akademisi)

 

 

***

 

 

Disclaimer: Setiap opini/artikel/informasi/ maupun berupa teks, gambar, suara, video dan segala bentuk grafis yang disampaikan pembaca ataupun pengguna adalah tanggung jawab setiap individu, dan bukan tanggungjawab Mediasulsel.com.

error: Content is protected !!