MAKASSAR—Awal tahun 2025 diwarnai aksi kekerasan yang dilakukan oknum kepolisian di Mamuju, Sulawesi Barat. Insiden yang dipicu masalah pribadi seorang anggota polisi ini, berbuntut pengeroyokan terhadap kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan menuai kecaman keras dari berbagai pihak, terutama dari internal HMI, termasuk HMI Cabang Makassar Timur (MAKTIM).
HMI MAKTIM dengan tegas mengecam tindakan pengeroyokan yang dilakukan oknum polisi tersebut. Ketua Bidang Perguruan Tinggi, Kemahasiswaan, dan Kepemudaan (PTKP) HMI MAKTIM, Aidil, menyampaikan bahwa tindakan ini melanggar etika dasar kepolisian dan berpotensi mengancam keamanan masyarakat.
“Kami mengecam keras pengeroyokan terhadap saudara kami di Sulawesi Barat. Ini bukan hanya soal solidaritas sesama kader HMI, tetapi juga soal mempertahankan rasa aman di masyarakat,” ujar Aidil. Maraknya aksi arogansi kepolisian, menurutnya, dapat mengancam rasa aman tersebut.
Lebih lanjut, Aidil mendesak Kapolri untuk menindak tegas pelaku pengeroyokan dan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap aparat kepolisian. Ia menekankan bahwa kasus serupa telah berulang kali terjadi dan tidak boleh lagi dianggap remeh.
“Kasus ini harus menjadi momentum bagi Kapolri untuk bertindak tegas dan mengevaluasi kinerja kepolisian. Jangan sampai kejadian seperti ini terus berulang dan merusak integritas institusi kepolisian,” tegasnya.
Aidil juga menyinggung sorotan yang sebelumnya dilontarkan anggota Komisi III DPR RI, Rudianto Lallo, terhadap kasus-kasus serupa. Menurutnya, hal ini menunjukkan bahwa ada permasalahan serius di internal kepolisian.
“Sorotan dari Kakanda Rudianto Lallo beberapa waktu lalu menunjukkan bahwa ada hal yang perlu dibenahi di institusi kepolisian. Ini sinyal yang jelas,” imbuhnya.
HMI MAKTIM menuntut transparansi dalam penanganan kasus ini. Aidil menekankan pentingnya penyelesaian kasus secara transparan demi menjaga kepercayaan masyarakat terhadap institusi kepolisian.
“Yang terpenting, kasus ini harus diselesaikan secara transparan agar kepercayaan masyarakat terhadap kepolisian tetap terjaga dan integritas kepolisian tetap utuh,” tuturnya.
“Kasus pengeroyokan ini sekaligus menambah daftar panjang catatan buruk oknum kepolisian dan kembali memicu desakan reformasi di tubuh Polri,” tegasnya. (*)

















