Advertisement - Scroll ke atas
  • Pemkot Makassar
  • Media Sulsel
  • Bapenda Makassar
  • Universitas Diponegoro
Makassar

Kolaborasi Kemenpar RI – LPS – Astindo Gelar Pameran DIATF 2024, Targetkan 20 Ribu Wisatawan

223
×

Kolaborasi Kemenpar RI – LPS – Astindo Gelar Pameran DIATF 2024, Targetkan 20 Ribu Wisatawan

Sebarkan artikel ini
Kolaborasi Kemenpar RI - LPS - Astindo Gelar Pameran DIATF 2024, Targetkan 20 Ribu Wisatawan
Kementerian Pariwisata (Kemenpar) bersama Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan Asosiasi Travel Agen Indonesia (Astindo) menggelar pameran #DiIndonesiaAja LPS Travel Fair 2024 (DIATF), yang bertujuan memperkuat pariwisata Indonesia.
  • Pemprov Sulsel
  • HUT Sulsel ke-355
  • Ir. Andi Ihsan, ST, MM (Kepala Biro Umum Pemprov Sulsel)
  • PDAM Makassar
  • Pilkada Sulsel (KPU Sulsel)

MAKASSAR—Kementerian Pariwisata (Kemenpar) bersama Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan Asosiasi Travel Agen Indonesia (Astindo) menggelar pameran #DiIndonesiaAja LPS Travel Fair 2024 (DIATF), yang bertujuan memperkuat pariwisata Indonesia.

Pameran ini, yang diselenggarakan di berbagai kota termasuk Surabaya, Jakarta, Medan, dan Makassar dari September hingga Desember 2024, diharapkan dapat menggerakkan perekonomian nasional melalui promosi wisata domestik

Advertisement
Scroll untuk melanjutkan

Ketua DPD Astindo Sulawesi Selatan, H. Nurhayat ST, MM, mengatakan bahwa program #DiIndonesiaAja LPS Travel Fair sangat efektif dalam menggerakkan ekonomi nasional ditengah krisis ekonomi dunia.

Menurutnya, berkat program tersebut, Indonesia berhasil menghindari krisis ekonomi global yang melanda banyak negara karena suksesnya program ini.

“Gerakan ini sangat efektif untuk menggerakkan ekonomi nasional Kalau teman-teman tahu, hari ini sudah ada 66 negara yang antre di bank dunia karena ekonominya sedang tidak baik-baik saja, termasuk Inggris, dan Indonesia tidak masuk di situ karena gerakan ini sukses,”ujarnya.

Nurhayat menjelaskan dampak ekonomi yang luar biasa dari gerakan ini. Ia menyebutkan bahwa program tahun lalu mampu mendorong 840 juta perjalanan wisata domestik, dengan rata-rata pengeluaran sebesar 2,4 juta rupiah per orang.

Angka tersebut, kata dia, memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional dan memperkuat sektor pariwisata.

“Ada sekitar 1.800 triliun rupiah yang berputar di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, dan itulah yang menjadi obat kuat untuk menangkal resesi,” katanya.

Makassar dipilih sebagai titik pameran keempat setelah Surabaya, Jakarta, dan Medan. Nurhayat menekankan pentingnya posisi strategis Makassar sebagai gerbang ke Indonesia bagian timur.

Ia juga mengungkapkan keinginan untuk memperluas cakupan pameran tahun depan, dengan potensi tambahan kota seperti Sorong atau Jayapura.

“Makassar menjadi hub jika kita mau berwisata ke Wakatobi, Raja Ampat, dan destinasi lainnya,” jelasnya.

Nurhayat juga mendorong pelaku pariwisata di Makassar dan Sulawesi Selatan untuk menciptakan paket-paket wisata yang menarik, memanfaatkan periode libur bersama dan akhir pekan panjang.

Ia menggarisbawahi pentingnya strategi ini untuk mendorong sektor perhotelan dan transportasi, terutama di masa-masa low season.

“Segera buat paket-paket wisata untuk 10 titik libur bersama, seperti libur Natal, Tahun Baru, Lebaran, dan libur sekolah,” sarannya.

Untuk Target finansial dari setiap lokasi pameran, senilai 5 miliar dengan potensi menggerakkan 20.000 orang untuk berwisata di Indonesia

“Target kami setiap titik itu minimal 5 miliar rupiah dalam transaksi,” ungkapnya,

Nurhayat juga menyampaikan pentingnya infrastruktur yang mendukung aksesibilitas wisata. Khususnya di Kabupaten Selayar.

Ia berharap pemerintah Kabupaten Kepulauan Selayar harus berperan aktif dalam menjamin akses yang memadai agar wisatawan bisa sampai ke destinasi yang diinginkan.

“Maskapai mau terbang ke Selayar kalau ada jaminan dari pemerintah,” katanya.

Meski begitu, Nurhayat juga menyebutkan peluang besar dari wisatawan minat khusus untuk ke Selayar yang tidak peduli dengan keterbatasan transportasi atau harga tiket.

“Ada sekitar 80 juta orang di dunia yang tidak peduli harga pesawatnya berapa, tapi dia mau ke sana. Ini yang harus kita paksakan,” pungkasnya. (*/4dv)

error: Content is protected !!