Advertisement - Scroll ke atas
Sulbar

Majene Siap Jadi Sentra Baru Bawang Merah di Kawasan Timur Indonesia

980
×

Majene Siap Jadi Sentra Baru Bawang Merah di Kawasan Timur Indonesia

Sebarkan artikel ini
Majene Siap Jadi Sentra Baru Bawang Merah di Kawasan Timur Indonesia
Menteri Pertanian (Mentan) RI, Andi Amran Sulaiman, mencanangkan Kabupaten Majene di Sulawesi Barat sebagai calon sentra baru produksi bawang merah nasional. Dalam kunjungan kerjanya ke Kecamatan Banggae, Sabtu (19/7/2025), Mentan menyampaikan rencana pengembangan kawasan hortikultura di Majene sebagai upaya menjadikannya “Kabupaten Bawang” di wilayah Indonesia timur.

MAJENE—Menteri Pertanian (Mentan) RI, Andi Amran Sulaiman, mencanangkan Kabupaten Majene di Sulawesi Barat sebagai calon sentra baru produksi bawang merah nasional. Dalam kunjungan kerjanya ke Kecamatan Banggae, Sabtu (19/7/2025), Mentan menyampaikan rencana pengembangan kawasan hortikultura di Majene sebagai upaya menjadikannya “Kabupaten Bawang” di wilayah Indonesia timur.

“Kita akan jadikan ini Kabupaten Bawang. Kita mulai dengan pembibitan, minimal 50 hektare, bisa sampai 100 hektare. Seperti yang pernah kami lakukan di Solok, Sumatera Barat, sekarang sudah 13 ribu hektare,” ujar Amran di hadapan petani dan jajaran pemerintah daerah.

Advertisement
Scroll untuk melanjutkan

Amran menilai, bawang merah asal Majene punya kualitas dan rasa yang istimewa, setara dengan bawang dari Enrekang, Sulawesi Selatan. Letak geografis Majene yang strategis, berada di jalur lintas Sulawesi-Kalimantan, juga menjadikannya ideal untuk menopang kebutuhan bawang di kawasan timur Indonesia.

“Rasanya beda. Kualitasnya sangat baik, mirip Enrekang. Potensinya besar untuk pasok Kalimantan dan sekitarnya,” tambahnya.

Komitmen pengembangan, kata Amran, akan dilakukan bertahap. Dimulai dengan pembibitan seluas 10–20 hektare, dibarengi bantuan pompa irigasi dan alat mesin pertanian (alsintan). Proses ini akan dikembangkan secara progresif selama 1 hingga 4 tahun ke depan.

“Kita mulai dari lahan kecil dulu. Nanti diperluas, sampai akhirnya dalam 3–4 tahun ke depan Majene sudah jadi kabupaten bawang. Itu mimpi kita,” ucap Amran, yang juga Ketua Umum IKA Unhas.

Data Kementerian Pertanian mencatat, sejak 2016 Indonesia telah swasembada bawang merah konsumsi. Tahun 2024, produksi nasional mencapai 2,08 juta ton (konde basah) atau setara 1,35 juta ton rogol kering panen. Dengan kebutuhan nasional sebesar 1,2 juta ton, Indonesia mengalami surplus sekitar 150 ribu ton.

Gubernur Sulawesi Barat, Suhardi Duka, yang turut mendampingi kunjungan Mentan, menyatakan dukungan penuh atas rencana tersebut. Ia menyebut bahwa pertanian hortikultura kini menjadi sektor unggulan baru di Majene, menggantikan dominasi kelapa yang selama ini menjadi komoditas utama.

“Dulu semua kelapa. Tapi sekarang kita dorong bawang merah, peternakan kambing, dan kelautan sebagai sektor penggerak baru. Ini penting karena Majene masih mencatat kemiskinan tertinggi di Sulbar, sekitar 13–14 persen,” ujar Suhardi.

Ia juga menekankan pentingnya peningkatan kualitas kelompok tani agar naik kelas. “Di Majene ini sudah banyak kelompok tani terampil, tapi fasilitasnya belum memadai. Ini yang perlu kita benahi bersama,” tegasnya.

Wakil Bupati Majene, Andi Ritamariani Basharu, turut menyoroti antusiasme petani dalam mengembangkan komoditas bawang merah. Ia menyebut, meski pengembangan sudah dimulai sejak 2019, pandemi COVID-19 sempat menghentikan laju pertumbuhan sektor ini.

“Dulu kalau kita tanya di pasar, bawangnya dari mana? Pasti jawabnya dari luar daerah. Tapi sekarang, alhamdulillah, sudah ada bawang dari lokal Majene. Petani semangat, cuma butuh dukungan alat berat,” ungkapnya.

Ia berharap, pemerintah pusat bisa memberikan bantuan agar semangat petani semakin terjaga dan produksi bawang merah Majene bisa terus meningkat.

Dengan langkah terukur dan dukungan lintas sektor, Majene kini bersiap menatap masa depan baru sebagai lumbung bawang merah di kawasan timur Indonesia. (Cr/Ag4ys)

 

Reporter: Yusril

error: Content is protected !!