Advertisement - Scroll ke atas
Makassar

Manajemen RSUD Labuang Baji Silaturrahmi Ke Markas LMPI Sulsel

558
×

Manajemen RSUD Labuang Baji Silaturrahmi Ke Markas LMPI Sulsel

Sebarkan artikel ini

MAKASSAR – Manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Labuang Baji melakukan silaturahmi di Markas Daerah Laskar Merah Putih Indonesia (LMPI) Sulawesi Selatan di jalan Landak Baru lorong 2 Makassar, Sulawesi Selatan, senin (4/9).

Kedatangan manajemen RSUD Labuang Baji yang diwakili Kepala Bagian Umum, Rahmat Jaya dan Kepala Instalasi Farmasi, Akhsan Nurhady diterima langsung Ketua LMPI Sulsel , Andi Nur Alim.

Advertisement
Scroll untuk melanjutkan

Kabag Umum RSUD Labuang Baji, Rahmat Jaya mengatakan silaturahmi ke LMPI untuk menguatkan persaudaraan secara personal baik kepada Ketua dan Pengurus serta anggota LMPI Sulsel dan khususnya secara kelembagaan agar RSUD Labuang Baji bisa lebih mengoptimalkan pelayanan, sehingga kejadian yang lalu tidak terjadi lagi, karena keterlibatan LMPI Sulsel sebagai lembaga yang konsentrasinya mengawal persoalan sosial kemasyarakatan.

Ketua LMPI Sulsel, Andi Nur Alim mengatakan, bahwa LMPI siap menyambut niat baik manajemen rumah sakit Labuang Baji untuk datang ke markas melakukan klarifikasi terkait penolakan pasien anak, beberapa pekan lalu dan bersedia serta siap menjamin untuk meningkatkan pelayanan rumah sakit Labuang Baji.

“kami atas nama lembaga akan selalu mengawal laporan masyarakat dan mengawasi pelayanan rumah sakit Labuang Baji dan kejadian kemarin adalah kejadian akhir rumah sakit menolak pasien khususnya pasien anak,” terang Andi Nur Alim.

Sebelumnya orang tua pasien Ardiansyah, Rahmayadi, juga telah datang ke markas LMPI Sulsel menyampaiakan, bahwa kedua belah pihak telah melakukan upaya damai dan telah diberikan perawatan media secara normatif.

Andi Nur Alim berharap Direktur RSUD Labuang Baji, dr. Mappatoba, mengingatkan kepada seluruh petugas rumah sakit tanpa terkecuali, agar memberikan pelayanan sesuai standar operasional prosedur, dengan pendekatan secara hati kepada pasien dan keluarganya, sehingga apa yang di harapkan pelayanan prima dapat terwujud bukan dengan menghadapi keluarga pasien secara emosional, seharusnya keluarga pasien dihadapi dengan mengunakan bahasa hati (*/464ys).

error: Content is protected !!