Advertisement - Scroll ke atas
  • Idulfitri 1446 H
  • Pemkab Sidrap
  • Pemkab Sidrap
  • Pemkab Maros
  • Universitas Dipa Makassar
  • Media Sulsel
Makassar

BMKG IV Makassar Catat Terjadi 168 Gempa Bumi, 5 kali di Sulsel

517
×

BMKG IV Makassar Catat Terjadi 168 Gempa Bumi, 5 kali di Sulsel

Sebarkan artikel ini
  • DPRD Kota Makassar
  • Pemprov Sulsel
  • Pascasarjana Undipa Makassar
  • Pemprov Sulsel
  • PDAM Makassar

MEDIASULSEL.com – Kondisi cuaca tahun 2016 secara umum lebih basah, terbukti dengan banyaknya kejadian bencana hidrometeorologi seperti Bencana Banjir yang terjadi di Kabupaten Luwu Utara 26 April tahun lalu yang merendam 894 rumah milik warga.

Kepala BMKG Wilayah VI Makassar, Fachri Radjab, memberikan ulasan kilas balik dampak kejadian cuaca, iklim, gempa. Tercatat tahun 2016 adalah tahun dengan curah hujan yang sangat tinggi dan ada 168 kali kejadian gempa bumi yang terjadi di daerah Sulawesi Selatan.

Advertisement
Scroll untuk melanjutkan

“Curah hujan tertinggi di sepanjang tahun 2016 terjadi di Leak Tanduk, Toraja Utara dengan curah hujan 5.278 mm/hari. Sedangkan untuk presentase wilayah dengan curah hujan terendah terjadi di Barombong, Kabupaten Gowa sebesar 881 mm/hari,” jelasnya, Senin (23/1/2017).

Tahun 2016, Indonesia memasuki masa `Kemarau Basah`. Kondisi tersebut dipengaruhi adanya beberapa faktor global, seperti tidak kuatnya Monsun Australia (Angin Timuran) kondisi SST di perairan Indonesia yang lebih hangat, Indian Ocean Dipole (IOD) Mode Negatif (nilai Indeks DMI= -1,09). Untuk curah hujan tahunan yang dangat tinggi di 2016.

“Kita harus mengupayakan penanganan masalah perubahan iklim supaya nilai ambang GRK tidak terus meningkat melebihi 2 derajat celcius yang setara dengan nilai kosentrasi GRK 450 ppm,” ujar Fachri

Hal ini perlu menjadi perhatian kita semua karena berdasarkan hasil pemantauan BMKG menunjukan bulan November 2016 mencapai tingkat konsentrasi 404 ppm. Diperkirakan pada tahun 2030 mencapai 433.66 ppm, laju kenaikan kosentarasi 2.05 ppm/ tahun.

Dalam hal gempa bumi Kepala BMKG Wilayah IV Makassar menjelaskan posisi Indonesia yang dilalui 3 lempengan dunia dan terdapat beberapa sesar aktif yang menjadikan wilayah Indonesia sangat rentan terhadap kejadian gempa bumi dan tsunami.

Sebanyak 168 kali dalam rentan tahun 2016 lalu, tapi hanya 5 kejadian yang dirasakan di wilayah Sulsel. “BMKG mencatat aktifitas gempabumi yang bersumber di lokasi yang bukan merupakan zona gempa pada umumnya. Aktifitas gempa bumi ini dikenal sebagai gempa bumi latar belakang (Background Earthquake),” jelasnya.

BMKG menghimbau kepada masyarakat untuk terus melakukan antisipasi terhadap kerentanan bencana sebagai langkah mengurangi resiko bencana yang nantinya dapat menekan korban jiwa dan kerugian yang lebih besar dihari-hari mendatang seiring dengan upaya pembangunan yang sedang dilakukan.

“Gambaran peristiwa yang terjadi tahun 2016 diharapkan dapat memberikan gambaran tingkat kerentanan Indonesia terkait dengan dampak cuaca, iklim dan kegempaan, ” Tutup Kepala BMKG Wilayah IV Makassar. (aks)

error: Content is protected !!