Advertisement - Scroll ke atas
  • Pemkab Sidrap
  • Pemkab Sidrap
  • Pemkab Maros
  • Universitas Dipa Makassar
  • Media Sulsel
Nasional

Nasaruddin Umar Kenang Sosok Paus Fransiskus Sebagai “Bapak Semua Agama”

904
×

Nasaruddin Umar Kenang Sosok Paus Fransiskus Sebagai “Bapak Semua Agama”

Sebarkan artikel ini
Nasaruddin Umar Kenang Sosok Paus Fransiskus Sebagai "Bapak Semua Agama"
Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA., bersama Paus Fransiskus dalam sebuah kesempatan (Foto: M. Aras Prabowo)
  • DPRD Kota Makassar
  • Pemprov Sulsel
  • Pascasarjana Undipa Makassar
  • Pemprov Sulsel

JAKARTA—Dunia kembali berduka atas wafatnya pemimpin tertinggi Gereja Katolik, Paus Fransiskus. Kabar kepergian tokoh perdamaian lintas agama ini menggema ke seluruh penjuru dunia, termasuk di Indonesia.

Menteri Agama RI, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA., turut menyampaikan belasungkawa mendalam atas kepergian sosok yang disebutnya sebagai “sahabat spiritual yang tulus.”

Advertisement
Scroll untuk melanjutkan

“Kita kehilangan figur penting dalam perjuangan kemanusiaan dan dialog antariman,” ujar Nasaruddin kepada media, Senin (21/4/2025).

Menurutnya, Paus Fransiskus bukan sekadar pemuka agama Katolik, melainkan simbol spiritualitas universal yang menjembatani nilai iman dan kemanusiaan.

Nasaruddin dan Paus Fransiskus dikenal sebagai dua tokoh lintas iman yang konsisten mempromosikan toleransi dan kasih sayang di tengah dunia yang sering terpecah oleh isu keagamaan.

Keduanya kerap dijuluki sebagai “Bapak Semua Agama” berkat kiprah mereka dalam memperkuat dialog lintas agama.

Sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin dikenal luas dengan pendekatannya yang moderat dan inklusif. Ia aktif membangun kerja sama dengan pemuka agama lain melalui forum nasional dan internasional.

Di sisi lain, Paus Fransiskus selama masa kepemimpinannya menunjukkan sikap terbuka dan penuh kasih terhadap semua umat beragama—termasuk umat Islam, Yahudi, Hindu, dan Buddha.

Pertemuan keduanya beberapa tahun lalu dikenang sebagai momen penuh kehangatan dan nilai spiritualitas tinggi.

“Kami percaya bahwa iman tidak seharusnya memisahkan kita, melainkan mempertemukan kita dalam kemanusiaan,” kenang Nasaruddin.

Tak hanya lewat kata-kata, baik Paus Fransiskus maupun Nasaruddin menunjukkan komitmen mereka melalui aksi nyata. Paus Fransiskus dikenal dengan gaya hidup sederhana, dekat dengan masyarakat kecil, serta vokal dalam isu-isu global seperti perubahan iklim, kemiskinan, dan kekerasan atas nama agama.

Sementara itu, Nasaruddin menggagas berbagai gerakan moderasi beragama di Indonesia. Di bawah kepemimpinannya, Masjid Istiqlal tak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga ruang terbuka untuk kegiatan lintas iman. Ia bahkan membuka pintu dialog dan kolaborasi dengan gereja, vihara, serta komunitas kepercayaan lokal.

Kepergian Paus Fransiskus meninggalkan kekosongan, namun juga menyalakan semangat baru bagi para pemimpin spiritual dunia.

Nasaruddin menyebut warisan nilai-nilai kemanusiaan dari Paus sebagai mercusuar moral di tengah tantangan global saat ini.

“Jasa Paus Fransiskus tidak bisa dilupakan. Ia adalah sosok yang menjadi teladan bahwa agama bisa menjadi cahaya penerang, bukan bara yang memecah,” ungkap Nasaruddin.

Dengan rekam jejak dan komitmennya yang tak diragukan, Nasaruddin kini digadang-gadang sebagai salah satu tokoh penting yang dapat meneruskan semangat dialog dan perdamaian global. Dalam dunia yang makin kompleks, peran tokoh seperti dirinya menjadi semakin relevan—membawa pesan bahwa iman sejati tercermin dari kasih kepada sesama. (Cr/Ag4ys)

Citizen Reporter : M. Aras Prabowo

error: Content is protected !!