Advertisement - Scroll ke atas
  • Bapenda Makassar
  • Pemkot Makassar
  • Pemkot Makassar
  • Stunting
  • Universitas Diponegoro
Makassar

Pameran Budaya bertajuk ‘Walking Through A Songline’ di Museum Makassar “Diserbu” Pengunjung

1154
×

Pameran Budaya bertajuk ‘Walking Through A Songline’ di Museum Makassar “Diserbu” Pengunjung

Sebarkan artikel ini
Pameran Budaya bertajuk ‘Walking Through A Songline’ di Musem Makassar "Diserbu" Pengunjung
Kepala Dinas Kebudayaan Kota Makassar, Andi Herfida Attas menyampaikan, sejak hari pertama hingga hari kedua Jumat (15/9/2023) pengunjung terus antre untuk bisa melihat langsung pameran digital tersebut.
  • Pemprov Sulsel
  • PDAM Makassar
  • Pilkada Sulsel (KPU Sulsel)
  • Banner DPRD Makassar

MAKASSAR—Pameran kebudayaan bertajuk ‘Walking Through A Songline’ di Museum Kota Makassar mendapat respons luar bisa. Melihat antusiasme masyarakat, Dinas Kebudayaan (Disbud) Kota Makassar pun optimis bisa meraih target sebanyak 180 ribu pengunjung.

Kepala Dinas Kebudayaan Kota Makassar, Andi Herfida Attas menyampaikan, sejak hari pertama hingga hari kedua Jumat (15/9/2023) pengunjung terus antre untuk bisa melihat langsung pemaran digital tersebut.

Advertisement
Scroll untuk melanjutkan

“Kami mengatur sedemikian rupa jadwal kunjungan, supaya tidak terjadi penumpukan orang,” ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya.

Herfida membeberkan, pengunjung memang didominasi dari siswa Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang ada di Kota Makassar.

“Sejauh ini, yang sudah konfirmasi ke kami untuk berkunjung hingga 5 Oktober mendatang sudah mencapai 190 ribu orang siswa,” ungkapnya.

Pada saat pembukaan, Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto memberikan apresiasi atas terselenggaranya pameran ini. Danny, sapaan wali kota, mendukung pameran ini.

Menurutnya, pameran ini memberikan pengalaman untuk melihat kualitas seniman Australia dalam mentransformasikan karya dalam bentuk digital.

“Saya kira yang pertama, kita ingin melihat kualitas para seniman Australia mentransformasi dalam bentuk karya karya digital seperti ini tentang mimpinya orang aborigin,” katanya.

Danny menjelaskan bagaimana pameran sejarah memperlihatkan latar belakang nenek moyang yang begitu kesusahan hidup di daerah gurun melalui garis grafik yang ditampilkan.

“Tadi kalau kita lihat bagaimana antara sperma dan induk telur itu menjadi latar belakang awal kemudian dilihat bagaimana kesusahan orang yang hidup di gurun ya dengan disampaikan lewat garis-garis grafik yang keras. Keras itu karena gurun kan keras, kemudian datang hujan, kemudian bunga-bunga makin bertumbuh itulah mimpi, mimpi tadi 60.000 tahun,” jelasnya.

Pameran yang diibuka secara gratis ini menampilkan sejarah panjang suku Aborigin Australia sejak 60.000 tahun silam.

Pameran ini menjelaskan kebudayaan orang Asia-Australia yang disebut Dreaming. Dreaming dimaksud sebagai sejarah panjang selama 60.000 tahun silam.

Selain itu, bagaimana sejarah yang diturunkan dalam bentuk lisan, bukan dalam informasi yang tertulis. Sejarah bahkan dijelaskan dalam pidato, lagu maupun tari oleh orang-orang dulu.

Dreaming menjadi kumpulan semua informasi yang diperlukan untuk hidup bagi masyarakat asli Australia yakni gurun dan daerah gunung yang disampaikan nenek moyang kepada anak-anak lewat songlines. (*/4dv)

Pameran Budaya bertajuk ‘Walking Through A Songline’ di Musem Makassar "Diserbu" Pengunjung
Pameran kebudayaan bertajuk ‘Walking Through A Songline’ di Museum Kota Makassar mendapat respons luar bisa. Melihat antusiasme masyarakat, Dinas Kebudayaan (Disbud) Kota Makassar pun optimis bisa meraih target sebanyak 180 ribu pengunjung.
  • DPPKB Kota Makassar
error: Content is protected !!