Advertisement - Scroll ke atas
  • Media Sulsel
  • Universitas Dipa Makassar
Pilkada Sulsel

PKS Sulsel: Demokrasi “YES”, Kotak Kosong “NO”

463
×

PKS Sulsel: Demokrasi “YES”, Kotak Kosong “NO”

Sebarkan artikel ini
Kotak kosong
ILUSTRASI
  • Pascasarjana Undipa Makassar
  • Pemprov Sulsel
  • PDAM Makassar

MAKASSAR—Wacana kotak kosong dalam pilgub Sulsel dan sejumlah pilkada kabupaten kota di khawatirkan membuat Demokrasi tidak berjalan, pasalnya Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang menjunjung sistem politik demokrasi hingga terciptanya pilkada langsung. Adanya calon tunggal dalam pilkada adalah hal yang tidak sesuai dengan sistem yang berjalan.

Menanggapi wacana kotak kosong, Ketua DPW PKS Sulsel Amri Arsyid angkat bicara. Menurutnya sebagai barometer Indonesia Timur, provinsi Sulsel harus menjadi contoh bahwa demokrasi berjalan dengan baik, dengan banyaknya calon yang akan maju dalam pilkada.

Advertisement
Scroll untuk melanjutkan

“Sulsel harus jadi pioner Demokrasi di Indonesia dan PKS dalam hal ini sebagai partai yang terbuka dan modern berpatokan pada itu,” ujar Amri, Minggu (28/07/2024).

Lanjut, terkait dukungan dalam pilgub Sulsel 2024, Ketua DPW Sulsel Amri Arsyad mengatakan terlepas pada siapa nanti DPP melabuhkan rekomendasi usungan dalam pilgub Sulsel, dirinya tetap memprioritaskan tetap kader PKS yang akan maju dalam pilkada serentak pada november mendatang.

“Tetap prioritas kader PKS yang di dorong dalam pilkada, tapi terlepas dari itu sebagai kader tentu kami harus tunduk pada putusan DPP yang jelas Demokrasi harus berjalan di Sulsel, NO Kotak Kosong,” tegas Calon Walikota Makassar ini

Skenario kotak kosong dalam Pilgub Sulsel sengaja di hembuskan oleh orang tertentu belakangan ini, kabar tersebut menyebutkan ada calon Gubernur Sulsel yang akan memborong semua partai pemilik kursi DPRD Provinsi.

Terpisah, Tokoh Sulsel Annar Salahuddin Sampetoding berang mendengar wacana kotak kosong dalam pilgub Sulsel, menurut calon Gubernur Sulsel ini, orang Sulawesi Selatan memiliki jiwa sebagai petarung dalam membela kebenaran sehingga adanya calon yang takut bertarung dengan calon lain harus di pertanyakan kadarnya sebagai orang Sulawesi Selatan.

“Sulawesi Selatan itu tempatnya para petarung dan pemberani membela kebenaran, dan pilkada adalah salah satu jalan membela kebenaran karena menentukan nasib rakyat dalam lima tahun kedepan, jadi harus bertarung lah bos demi kebaikan rakyat Sulsel,” ucap ketua Yayasan Tomanurung ini. (*/4dv)

error: Content is protected !!