MAKASSAR—PLN Unit Induk Distribusi (UID) Sulselrabar menggelar Simulasi Tanggap Darurat (Pemadam Kebakaran, Evakuasi P3K dan Huru Hara) bersama Dinas Pemadam Kebakaran dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Kota Makassar.
Simulasi yang dibuka oleh General Manager PLN UID Sulselrabar, Moch. Andy Adchaminoerdin didampingi oleh Senior Manager KKU, Roesmin, serta Pejabat Pengendali K3, Keamanan dan Lingkungan, Bachrun Machmud.
Kegiatan ini diikuti oleh para pegawai dan tenaga alih daya seperti Security, Cleaning Service hingga Contact Center PLN 123 di halaman kantor PLN UID Sulselrabar, pada Jumat (4/8) kemarin.
Moch. Andy Adchaminoerdin mengatakan bahwa simulasi tanggap darurat bertujuan untuk me-refresh, dan me-recharge kesiapan serta kewaspadaan terhadap keadaan darurat seperti kebakaran, kecelakaan, serta hal lain yang tidak diinginkan.
“Kegiatan simulasi tanggap darurat dilakukan secara kontinyu untuk me-refresh dan me-recharge, agar rekan-rekan di sini semakin sigap dan waspada dalam menghadapi dan mengatasi bahaya, risiko kebakaran, kecelakaan dan huru-hara.”
Dalam kegiatan tersebut, Abdul Ghofur, selaku perwakilan dari BPBD Makassar berharap dengan adanya simulasi ini bisa mencegah para peserta tidak panik ketika benar-benar menghadapi keadaan darurat. Keadaan seperti karyawan yang mengalami serangan jantung atau pada saat proses evakuasi ketika lift tidak bisa digunakan.
“Tujuan dilakukan simulasi ini, harapannya ketika menghadapi situasi darurat kita tidak panik. Misalnya, ketika ada karyawan yang mengalami serangan jantung dan membutuhkan pertolongan pertama saat golden period. Simulasi saat keadaan darurat dimana lift tidak bisa digunakan, sehingga harus dilakukan evakuasi lewat tangga,” terangnya.
Acara yang juga dihadiri oleh Kepala Seksi Operasi Dinas Pemadam Kebakaran Kota Makassar, Andi Akbar Ikhsan berharap dengan adanya simulasi ini akan menguji, mengevaluasi kembali pengetahuan dan pemahaman tentang kondisi darurat dan peralatan. Sehingga ketika nanti terjadi keadaan darurat, semua peserta diharapkan bisa menggunakan semua peralatan dengan baik.
“Harapannya dengan simulasi ini dapat menguji, mengevaluasi kembali pengetahuan peserta tentang penggunaan peralatan. Jangan sampai misalnya ketika menggunakan selang dan hydrant, tidak tahu caranya sehingga malah mencelakakan diri sendiri, karena yang kita hadapi adalah air bertekanan,” ujarnya. (*/4dv)