OPINI—Kasus siswa SD di Bone, Sulsel yang membawa benda tajam ke sekolah, menjadi perhatian banyak pihak. Alasannya cukup mencengangkan yakni untuk berjaga-jaga dari binatang buas. Tersebab anak-anak SD tersebut berangkat ke sekolah sejak pukul 2.00 atau 3.00 dinihari. Melewati hutan dengan jarak sekitar 7 kilometer untuk tiba di sekolah (tvonenews.com, 13/6/2022).
Peristiwa serupa juga banyak dialami anak-anak negeri di wilayah lain. Misal yang sempat viral beberapa waktu lalu, aksi heroik anak-anak sekolah melewati jembatan yang di bawahnya terbentang sungai cukup lebar dan dalam.
Pun, anak sekolah yang melewati jembatan rusak, dimana kondisi jembatan hanya bisa diinjak pada sebagian kecil badan jembatan. Belum lagi beberapa kondisi jalanan yang rusak parah dan harus ditempuh dengan jarak berkilo-kilo. Mereka pun akhirnya harus membawa pakaian dan sepatu ganti agar tetap nyaman ketika belajar.
Dikutip dari radarbone.fajar.co.id (29/3/2022), sejak 2018 bantuan keuangan Provinsi Sulsel yang digelontorkan ke Bone terbilang akbar. Sebagian besar dialokasikan untuk sektor infrastruktur dengan total anggaran Rp254 miliar lebih. Mulai dari sektor-sektor pariwisata (Ruas jalan Tanjung Pallette), kawasan Pelabuhan Bajoe dan Cappa Ujung, Tempat Pelelangan Ikan dan daerah perbatasan lintas kabupaten.
Pembangunan infrastruktur juga massif terjadi di daerah lain. Seperti dilansir dari laman sulselprov.go.id, Pemprov Sulsel menggenjot pembangunan infrastruktur, khususnya yang berkaitan dengan jalan. Salah satu yang cukup fenomenal adalah pembangunan jalan menuju Kecamatan Seko, Kabupaten Luwu Utara yang tidak tersentuh pembangunan selama 74 tahun.
Pun, pembangunan di daerah Luwu yakni perpanjangan landasan Bandar Udara Lagiligo Bua, jalur Pangkep-Bone melalui Tonasa-Parigi, dan yang lainnya.














