KUALA LUMPUR – Pemeritah Malaysia membebaskan 11 Muslim Uighur setelah mencabut tuduhan bahwa mereka masuk secara ilgeal ke Malaysia dan menolak permintaan China supaya mereka dipulangkan ke China, demikian kata pengacara mereka, Kamis (11/10/2018) kemarin.
Pengacara Fahmi Abdul mengatakan mereka telah meninggalkan Kuala Lumpur pada Selasa (9/10) malam, dan telah tiba di Turki, seperti dikutip Mediasulsel.com dari kantor berita Associated Press.
Pembebasan mereka oleh pemerintah baru Malaysia tampaknya beda dari kebiasaan lama. Sebelumnya, Muslim Uighur dipaksa pulang ke China, meski ada kekhawatiran hal itu bisa mengancam jiwa mereka.
China berkeras pengungsi Uighur harus dipulangkan ke China. Alasannya, menurut China, sebagian dari mereka adalah ekstremis yang mempunyai kaitan dengan kelompok teroris asing, meski tidak dapat memberi bukti yang cukup untuk itu.
Muslim Uighur adalah masyarakat minoritas dari Provinsi Xinjiang yang bergolak di China barat.
Diketahui, Suku Uighur salah satu suku minoritas resmi di Republik Rakyat Tiongkok. Suku ini merupakan keturunan dari suku kuno Huihe yang tersebar di Asia Tengah, menuturkan bahasa Uighur dan memeluk agama Islam.
Selain Republik Rakyat Tiongkok, populasi suku ini juga tersebar di Kazakhstan, Kyrgystan dan Uzbekistan. Suku Uighur bersama suku Hui menjadi suku utama pemeluk Islam di Tiongkok. Namun ada perbedaan budaya dan gaya hidup yang kentara di antaranya.
Suku Uighur lebih bernafaskan Sufi sedangkan suku Hui lebih pada mazhab Hanafi. Suku Uighur terutama berdomisili dan terpusat di Daerah Otonomi Xinjiang. [VOA/shar]
















