MAKASSAR—Universitas Hasanuddin (Unhas) semakin menegaskan perannya dalam transformasi digital dengan meresmikan Indonesia Blockchain Center (IBC) Chapter Universitas Hasanuddin. Inisiatif ini menjadikan Unhas sebagai pusat edukasi dan riset blockchain pertama di Indonesia Timur.
Peresmian IBC Chapter Unhas Makassar ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Unhas dan PT Digital Syariah Technology (DST). MoU tersebut ditandatangani oleh Wakil Rektor IV Unhas, Prof. Dr. Eng. Adi Maulana, S.T., M.Phil., dan Direktur PT DST, H. Hambali, Selasa, 11 Maret 2025 kemarin.
Dalam sambutannya, Prof. Adi Maulana menekankan pentingnya peran Unhas dalam memimpin adopsi teknologi blockchain di kawasan timur Indonesia.
“Blockchain bukan sekadar inovasi teknologi, tetapi revolusi dalam sistem pengelolaan data dan transaksi. Unhas siap menjadi pusat edukasi dan inovasi blockchain yang memberikan dampak nyata bagi masyarakat dan industri,” ujarnya.
Sementara itu, H. Hambali menyoroti bahwa sinergi antara akademisi dan industri menjadi kunci percepatan adopsi teknologi blockchain.
“Kami optimistis bahwa IBC di Unhas akan melahirkan lebih banyak inovasi blockchain yang bermanfaat bagi berbagai sektor, termasuk ekonomi digital dan keuangan syariah,” jelasnya.
Sebagai langkah awal dalam memperluas pemahaman tentang blockchain, Unhas menggelar Seminar Basic Blockchain, Rabu (12/3/2025). Seminar ini menghadirkan akademisi, mahasiswa, serta pelaku industri untuk membahas dasar-dasar blockchain, peluang implementasinya, dan tantangan yang dihadapi di Indonesia.
Dengan berdirinya IBC Chapter Universitas Hasanuddin, Unhas kini berada di garda terdepan dalam pengembangan teknologi blockchain di Indonesia Timur. Perguruan tinggi ini tidak hanya berperan sebagai pusat riset dan edukasi, tetapi juga sebagai katalisator bagi inovasi digital berbasis blockchain di berbagai sektor. (*/70n/Ag4ys)