Sumber Masalah dan Solusi Islam pada kenaikan BBM
Kenaikan minyak bumi dunia memang menjadi salah satu alsan kenaikan bbm sebab standar penentuan harga mengikuti harga minyak dunia. Hal itu terjadi karena beberapa Negara yang termasuk negara konsumtif akan berdampak lebih besar kenaikannya terkhusus Negara +62.
Sistem ekonomi yang diberlakukan adalah sistem yang tidak memihak atau melihat kepentingan per individu rakyat di setiap Negara. Tetapi lebih kepada keuntungan yang berlebih yang dapat diraup oleh beberapa kalangan.
Pertamax yang rencana akan diekspor tidak lain adalah mementingkan kepentingan kalangan tertentu sementara rakyat dalam negri juga membutuhkan dan dihargai sama.
BBM termasuk adalah kekayaan alam milik Sang Pencipta dimana tidak ada kalangan tertentu yang otoritas memilikinya termasuk Negara. Karena itu termasuk milik umum yang menjadi hak seluruh rakyat.
Sehingga tidak boleh untuk dikapitalisasikan karena semua hak masing-masing rakyat. Negara hanya berhak mengelola dan kembali diberikan secara gratis kepada rakyat.
Sangat jelas dalam Surah an-Nahl ayat 14 “Dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur”
Rasulullah Saw juga bersabda: “Tiga hal yang tak boleh dimonopoli: air, rumput dan api.” (HR Ibnu Majah).
Begitulah dalam Islam sungguh sangat jelas pengelolaan sumber daya alam yang dimana dikembalikan pemanfaatan kepada rakyat. Untuk kesejahteraan rakyat, bukan justru berjual beli dengan rakyat. Sehingga sistem ekonominya harus berlandaskan pada sistem ekonomi islam. Wallahua’lam bi shawab. (*)
Penulis: Sri Rahmayani, S. Kom (Aktivis Pemerhati Masyarakat dan Anggota AMK)
***
Disclaimer: Setiap opini/artikel/informasi/ maupun berupa teks, gambar, suara, video dan segala bentuk grafis yang disampaikan pembaca ataupun pengguna adalah tanggung jawab setiap individu, dan bukan tanggungjawab Mediasulsel.com.