Advertisement - Scroll ke atas
Sulsel

Jumlah Donor Darah di Sulsel Meningkat Signifikan dalam 3 Tahun Terakhir

455
×

Jumlah Donor Darah di Sulsel Meningkat Signifikan dalam 3 Tahun Terakhir

Sebarkan artikel ini
Donor Darah di Sulsel Meningkat Signifikan dalam 3 Tahun Terakhir
Unit Transfusi Darah (UTD) Dinas Kesehatan Sulsel mencatat peningkatan signifikan jumlah donor darah dalam tiga tahun terakhir. Pencapaian ini merupakan hasil dari upaya kolektif antara masyarakat, lembaga pemerintah, dan mitra swasta dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya donor darah.

MAKASSAR—Unit Transfusi Darah (UTD) Dinas Kesehatan Sulsel mencatat peningkatan signifikan jumlah donor darah dalam tiga tahun terakhir. Pencapaian ini merupakan hasil dari upaya kolektif antara masyarakat, lembaga pemerintah, dan mitra swasta dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya donor darah.

Data resmi menunjukkan pertumbuhan positif yang konsisten dari tahun 2022 hingga 2024. Pada tahun 2022, UTD mencatat total 23.969 pendonor, setara dengan 95,87 persen dari target tahunan.

Advertisement
Scroll untuk melanjutkan

Tahun berikutnya, 2023, UTD berhasil melampaui target dengan mencatat 28.426 pendonor atau 101,5 persen dari target 28.000 pendonor.

Puncaknya terjadi pada tahun 2024, di mana hingga minggu ketiga Desember, jumlah pendonor telah mencapai 29.345 atau 104,8 persen dari target tahunan.

“Peningkatan ini menunjukkan hasil nyata dari upaya kolektif dalam menjawab tantangan ketersediaan darah,” kata Erna Komalaningrum, Kepala UTD Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, Minggu (5/1/2025).

Ia menambahkan bahwa keberhasilan ini tidak lepas dari dukungan semua pihak, termasuk arahan dan bimbingan dari Penjabat Gubernur Sulsel, Prof Zudan Arif Fakrulloh.

Prof Zudan Arif Fakrulloh
Penjabat Gubernur Sulawesi Selatan Prof Zudan Arif Fakrulloh.

Prof Zudan dalam berbagai kesempatan menyampaikan bahwa langkah strategi berkelanjutan terus digalakkan untuk mendukung kegiatan donor darah, seperti kampanye kesadaran publik, peningkatan skrining darah, pembinaan komunitas pendonor tetap, serta pemanfaatan teknologi digital untuk mempermudah akses masyarakat.

Sebelumnya, donor darah menghadapi berbagai tantangan, seperti ketersediaan darah yang seringkali tidak mencukupi akibat rendahnya kesadaran masyarakat dan kurangnya sistem rekrutmen yang efektif.

Risiko keselamatan darah, distribusi yang tidak merata, serta minimnya pendonor tetap juga menjadi masalah utama. Mitos dan stigma tentang donor darah juga memperburuk situasi.

Ke depan, UTD Dinas Kesehatan Sulsel berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas layanan serta berinovasi dalam pengelolaan donor darah, termasuk melaksanakan akreditasi dan implementasi Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). (*/4dv)

 

error: Content is protected !!