Advertisement - Scroll ke atas
Opini

Produktif Pasca Ramadhan

2542
×

Produktif Pasca Ramadhan

Sebarkan artikel ini
Produktif Pasca Ramadhan
Eryuni, SP (Penggiat Literasi)

OPINI—Bulan Ramadhan 1444 H telah usai menghampiri kaum muslim di seluruh dunia. Ramadhan adalah bulan yang sangat istimewa. Jika di bulan Ramadhan detik, menit, dan jam serta hari dianjurkan untuk mengisi dengan berbagai amalan shalih, maka pasca Ramadhan hal ini sudah menjadi habit bagi kita setelah melalui tempaan selama kurang lebih 30 hari.

Ujung dari amal shalih dan produktifitas selama bulan suci Ramadhan, bukan semata untuk mendapatkan berlipatgandanya pahala, namun yang lebih utama adalah untuk mencapai derajat tertinggi, yakni derajat takwa.

Advertisement
Scroll untuk melanjutkan

Ramadhan adalah bentuk kasih sayang Allah kepada hamba-Nya yang beriman agar semakin termotivasi untuk beribadah guna mencapai derajat takwa.

Hal ini ditegaskan Allah di (QS Al-Baqarah ayat 183). “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”

Ketakwaan yang maknanya adalah melaksanakan seluruh perintah Allah dan menjauhi seluruh larangan Allah, bukan hanya aspek individual tetapi juga aspek sosialnya.

Sebab keimanan dan ketakwaan sosial akan dilimpahi berbagai keberkahan dari Allah (QS. Al-A’raf : 96). “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya”.

Produktif memiliki makna mampu menghasilkan serta mendatangkan manfaat secara efektif dan efisien. Produktif pasca ramadhan dapat dimaknai pemanfaatan bulan Ramadhan untuk menghasilkan berbagai amal shalih, baik bagi diri sendiri maupun orang lain dengan manajemen waktu secara efektif dan efisien.

Jika menelusuri sejarah bagaimana Rasulullah dan para sahabat menjalani waktu demi waktu selama bulan suci Ramadhan, maka akan disimpulkan bahwa Ramadhan mestinya menambah sifat positif, sikap produktif, dan konstribusi yang baik bagi seorang Muslim.

Ramadhan disebut sebagai syahrul Qur’an (QS Al Baqarah: 185), “Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah. Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (dia tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur”, maka semestinya umat Islam makin memperbanyak amal shalih dengan membaca, menghafal, menelaah dan mengamalkan Al-Qur’an. Untuk memotivasi amalan ibadah, Allah telah menetapkan bahwa ibadah sunah akan diberikan pahala seperti ibadah wajib. Sementara ibadah wajib akan dilipatgandakan pahalanya.

Produktifitas Ramadhan dalam dimensi intelektual salah satunya adalah dengan menghadiri berbagai kajian tsaqofah Islam, baik offline maupun online atau membaca buku. Literasi atau membuat karya tulis juga merupakan bentuk produktifitas Ramadhan.

Produktifitas Ramadhan juga bisa direalisasikan dengan memperbanyak sedekah karena akan menghasilkan amal shalih. Rasulullah bersabda: Sedekah apakah yang paling mulia? Beliau menjawab: “Yaitu sedekah di bulan Ramadhan.” (HR Tirmidzi).

Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipatgandakan (ganjarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak.” (QS. Al Hadid ayat 18).

Produktifitas Ramadhan juga bisa diwujudkan dengan melakukan dakwah amar makruf nahi munkar. Mengajak pada kebaikan dan mencegah pada kemungkaran. Baik dalam perkara individual maupan dalam hal-hal yang sifatnya sosial kemasyarakatan. Dakwah merupakan konstrubusi terbaik bagi pemahaman dan kesadaran terhadap kehidupan kaum Muslim seluruhnya. Dakwah adalah perkataan terbaik yang ditetapkan oleh Allah.

Dimana Allah menegaskan dalam Al-Qur’an: “Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang menyerah diri?” (QS Fushshilat: 33). (*)

 

Penulis: Eryuni, SP (Penggiat Literasi)

 

***

 

Disclaimer: Setiap opini/artikel/informasi/ maupun berupa teks, gambar, suara, video dan segala bentuk grafis yang disampaikan pembaca ataupun pengguna adalah tanggung jawab setiap individu, dan bukan tanggungjawab Mediasulsel.com.

error: Content is protected !!