Advertisement - Scroll ke atas
  • Media Sulsel
  • Bapenda Makassar
  • Universitas Diponegoro
Opini

Trilogi Ukhuwah Sebagai Pondasi Moderasi Bermahasiswa

2817
×

Trilogi Ukhuwah Sebagai Pondasi Moderasi Bermahasiswa

Sebarkan artikel ini
Trilogi Ukhuwah Sebagai Pondasi Moderasi Bermahasiswa
Indra Lesmana
  • Pemprov Sulsel
  • PDAM Makassar

OPINI—Perbedaan adalah sebuah anugrah dan keniscayaan dari Tuhan dan indonesia dinugerahi hal itu. 1340 suku bangsa dan 718 bahasa serta 6 agama yang diakui oleh pemerintah dan masih banyak lagi agama-agama lokal menjadi bukti bahwa negara Indonesia memiliki perbedaan yang beragam dan terangkum dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika sebagai semboyan pemersatu bangsa Indonesia.

Dengan kondisi masyarakat yang heterogen sudah pasti setiap daerah yang ada di Indonesia memiliki karakteristik serta kebudayaan yang berbeda karena berangkat dari latar belakang yang berbeda pula. Dengan demikian sikap toleransi dan terbuka serta saling menghargai adalah kunci untuk mewujudkan kehidupan bermasyarakat yang tentram.

Advertisement
Scroll untuk melanjutkan

Meskipun perbedaan adalah hal yang niscaya dan selalu hadir ditengah kehidupan bermasyarakat seorang manusia tidak dapat lepas dari fitrahnya yakni mencari persmaan-persamaan dengan manusia lain sehingga dapat hidup saling berdampingan.

Ada beberapa hal yang membuat manusia merasa bahwa dirinya memiliki persamaan dengan manusia yang lainnya diantaranya kepercayaan yang dianut, persamaan suku atau ras dan yang paling universal adalah persamaan atas dasar kemanusiaan.

Dalam islam dikenal dengan Trilogi Persaudaraan (Trilogi Ukhuwah) yakni: Persaudaraan sesama muslim (Ukhuwah Islamiyah), Persaudaraan Kebangsaan (Ukhuwah Wataniayah) dan Persaudaraan Kemanusiaan (Ukhuwah Insaniyah) yang pertama kali di perkenalkan oleh KH Ahmad Shiddiq dalam Munas PBNU di Cilacap, Jawa Tengah Pada 15 November 1987. Konsep Trilogi persaudaraan ini membawa nilai dan semangat islam, nasionalisme dan kehidupan yang moderat.

Dalam Ukhuwah Islamiyah manusia menganggap bahwa dirinya memiliki ikatan persaudaraan dengan pemeluk agama islam lainnya karena islam merupakan salah satu entitas yang mempersatukan mereka didasari dengan keyakinan yang sama.

Berangkat dari rasa persadaraan itu dan diluar dari kepentingan politik maka tidak heran ketika masyarakat Indonesia yang mayoritas umat islam melakukan penolakan kedatangan negara Israel untuk mengikuti perhelatan Piala Dunia U20 karena merupakan negara yang menjajah Palestina yang mayoritas penduduknya beragama islam.

Selain ikatan atas dasar keyakinan salah satu aspek yang mengikat manusia dan menganggap dirinya bersaudara dengan manusia lainnya ialah aspek identitas suk bangsa, ras dan warna kulit (Ukhuwah Wataniyah).

Atas hal tersebut tidak mengherankan jika diperantauan kita tidak mengenal siapa-siapa hal yang pertama kali kita cari adalah orang-orang yang berangkat dari latar belakang yang sama dengan kita baik secara suku bangsa, ras ataupun asal daerah yang sama dengan kita.

Konsep persaudaraan ini juga membawa semangat nasionalisme yang membuat para pejuang indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan dan mengusir penjajah kembali ke negeranya.

Selain dua konsep ikatan persaudaraan diatas konsep yang persaudaraan yang paling universal ialah persaudaraan atas dasar kemanusiaan (Ukhuwah Insaniyah). Konsep ini persaudaraan tidak lagi memandang agama, suku bangsa dll akan tetapi menganggap bahwa manusia sama dengan manusia yang lainnya yakni berasal dari satu sumber yakni Tuhan melalui Adam dan Hawa.

Dengan memandang bahwa semua manusia sama tentu akan melahirkan kehidupan bermasyarakat yang tentram dan damai.

Mengutip perkataan dari Xanana Gusmao mantan presiden Timor Leste sekaligus mantan pejuang kemerdekaan Timor Leste saat di wawancarai oleh Najwa Shihab di hari kemerdekaan Timor Leste yang ke 20 Tahun “dalam perang orang yang pertama kita kenal adalah seseorang musuhm yang kita tembak dan kita tangkap dan kalau mereka tidak punya lagi senjata dia bukan lagi musuh tetapi dia adalah manusia”.

Perjuangan yang dilakukan oleh Xanana Gusmao 21 Tahun silam adalah perjuangan yang betul-betul berangkat dan berpijak diatas nilai-nilai kemanusiaan dan bagaimana Trilogi Ukhuwah diterapkan dalam kehidupan dalam kampus?

error: Content is protected !!