Jagai Anakta Dengan Al Qur’an dan Sunnah
Program Jagai Anakta yang selama ini direkomendasikan Pemkot Makasssar tidak akan dapat berjalan efektif selama sistem kehidupan hari ini masih berakar pada sekularisme dan kapitalisme. Karenanya perlu penambahan nilai-nilai Al Qur’an dan Sunnah.
Jika kita bandingkan realita kehidupan saat ini, sangat jauh berbeda dengan kehidupan masa peradaban Islam.
Dalam naungan Daulah Islam, umat hidup sejahtera, terpenuhi kebutuhan sandang pangan dan papan, juga terjamin keamanannya. Bahkan, pada masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz, tidak ada satu orang pun yang berhak menerima zakat karena semua sudah sejahtera.
Para pemuda tumbuh dalam kemuliaan iman dan mengukir prestasi hebat dalam berbagai bidang.
Di antaranya ada sosok Ali bin Abi Thalib kuncinya ilmu. Usamah bin Zaid yang pada usia 18 tahun menjadi panglima perang. Muhammad al-Fatih membebaskan Konstantinopel ketika berusia 22 tahun, dan saat masih muda sibuk menuntut ilmu.
Juga ada Muhammad bin Idris yang lebih dikenal sebagai Imam Syafi’i, telah hafal Al Qur’an dalam usia 7 tahun dan sudah menjadi mufti pada usia 15 tahun.
Pemuda-pemuda hebat lahir dalam masyarakat yang penuh kebaikan yang hidup dalam bimbingan dan penerapan syariat Islam kaffah dalam naungan Daulah Islam.
Semua ini sangat berbeda dengan kondisi kehidupan saat ini yang diatur dengan sekularisme dan kapitalisme yang menghasilkan kerusakan dan kesengsaraan dalam berbagai bidang.
Oleh karenanya, sudah selayaknya kita meninggalkan sistem yang rusak dan merusak ini, serta berjuang untuk kembali menerapkan Islam kaffah yang terbukti selama lebih dari 13 abad membawa rahmat bagi seluruh alam. Wallahu a’lam. (*)
Penulis: Juniwati Lafuku, S. Farm. (Pemerhati Sosial)
***
Disclaimer: Setiap opini/artikel/informasi/ maupun berupa teks, gambar, suara, video dan segala bentuk grafis yang disampaikan pembaca ataupun pengguna adalah tanggung jawab setiap individu, dan bukan tanggungjawab Mediasulsel.com.
















