Advertisement - Scroll ke atas
  • Pemkab Sidrap
  • Pemkab Sidrap
  • Pemkab Maros
  • Universitas Dipa Makassar
  • Media Sulsel
Media Kampus

Sosialisasi Program Kerja: Pembuatan Pupuk Organik Cair dari Limbah Sayuran

521
×

Sosialisasi Program Kerja: Pembuatan Pupuk Organik Cair dari Limbah Sayuran

Sebarkan artikel ini
Sosialisasi Program Kerja: Pembuatan Pupuk Organik Cair dari Limbah Sayuran
Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Hasanuddin (Unhas) memperkenalkan teknik fermentasi menggunakan mikroorganisme efektif (EM4) kepada masyarakat Desa Bontomanai, Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto.
  • DPRD Kota Makassar
  • Pemprov Sulsel
  • Pascasarjana Undipa Makassar
  • Pemprov Sulsel
  • PDAM Makassar

JENEPONTO—Limbah sayuran yang selama ini terbuang percuma kini dapat dimanfaatkan menjadi pupuk organik cair yang ramah lingkungan dan mampu meningkatkan kesuburan tanah. Melalui program kerja bertajuk Pembuatan Pupuk Organik Cair dengan Memanfaatkan Limbah Sayuran, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Hasanuddin (Unhas) memperkenalkan teknik fermentasi menggunakan mikroorganisme efektif (EM4) kepada masyarakat Desa Bontomanai, Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto.

Koordinator Desa (Kordes) KKN Desa Bontomanai menyampaikan bahwa selama tujuh minggu pelaksanaan KKN, tim telah menyelesaikan berbagai program kerja, termasuk produksi pupuk organik dan pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). “Kami berharap program ini dapat terus dikembangkan oleh masyarakat sehingga manfaatnya bisa dirasakan secara berkelanjutan,” ujarnya.

Advertisement
Scroll untuk melanjutkan

Kepala Desa Bontomanai turut memberikan apresiasi atas kontribusi mahasiswa KKN. “Kami mengucapkan terima kasih atas berbagai program yang telah dijalankan. Sosialisasi hari ini menandai seminar terakhir dari mahasiswa KKN, dan kami berharap program pupuk organik cair serta digital branding UMKM yang disampaikan dapat memberikan manfaat besar bagi masyarakat,” katanya.

Estridiansari, selaku penanggung jawab program, menjelaskan bahwa pupuk organik cair masih kurang tersedia di pasaran dibandingkan pupuk kimia atau padat. “Pupuk organik cair ini lebih ramah lingkungan karena terbuat dari bahan alami. Kami ingin memberikan solusi bagi masyarakat agar mereka bisa memproduksi pupuk sendiri, mengurangi biaya, serta meningkatkan kesuburan tanah dan produktivitas pertanian,” jelasnya.

Adapun bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan pupuk organik cair ini meliputi limbah sayuran organik, cairan EM4, air bersih, air cucian beras, air gula merah sebagai nutrisi mikroorganisme, sabun colek, lakban, dan terasi. Sedangkan peralatan pendukungnya meliputi ember, pisau, botol plastik, gunting, selang, karung, dan pengaduk.

Proses Pembuatan Pupuk Organik Cair

Dalam keterangannya kepada mediasulsel.com, Sabtu (22/3/2025), Estridiansari menjelaskan bahwa tahapan pembuatan pupuk ini cukup sederhana dan dapat diterapkan oleh masyarakat secara mandiri. Berikut langkah-langkah pembuatannya:

  • 1. Lubangi tutup ember dan botol, lalu masukkan ujung selang ke masing-masing lubang.
  • 2. Cacah limbah sayuran organik agar lebih mudah terurai.
  • 3. Masukkan selang ke dalam tutup ember yang telah dilubangi.
  • 4. Tambahkan air biasa, 1 liter air cucian beras, 500 ml larutan gula merah, 3 tutup botol cairan EM4, dan 3 buah terasi ke dalam ember.
  • 5. Masukkan cacahan limbah sayuran ke dalam karung, lalu ikat rapat.
  • 6. Oleskan sabun colek pada pinggiran ember dan tutupnya untuk memastikan kedap udara.
  • 7. Tutup ember dan lakban agar fermentasi berjalan optimal.

Antusiasme Masyarakat dalam Sesi Diskusi

Dalam sesi tanya jawab, masyarakat menunjukkan antusiasme tinggi terhadap program ini. Warga Dusun Kalappoka menanyakan apakah semua jenis limbah sayuran bisa digunakan serta kandungan apa saja yang terdapat dalam pupuk ini. Estridiansari menjelaskan bahwa semua jenis sayuran bisa digunakan, bahkan dapat ditambahkan dengan tumbuhan lain seperti daun krinyuh dan daun talas. “Pupuk ini mengandung flavonoid, saponin, tanin, dan nitrogen yang sangat baik untuk kesuburan tanah,” tambahnya.

Sementara itu, warga Dusun Bontosalangka bertanya apakah pupuk ini perlu dicampur air sebelum diaplikasikan ke tanaman. Estridiansari menjelaskan bahwa tidak perlu pencampuran tambahan karena selama proses fermentasi sudah menggunakan air. “Pupuk ini cukup diaplikasikan langsung pada daun tanaman dalam jumlah yang tidak terlalu banyak,” jelasnya. (*)

error: Content is protected !!